Temanggung, NU Online
Ancaman terorisme di Indonesia yang kembali marak akhir-akhir ini menjadi persoalan yang cukup pelik untuk ditangani. Lemahnya sumber hukum untuk melakukan langkah pencegahan membuat aksi teror dapat terjadi kapan saja dan dimana saja. Untuk itu, diperlukan sumber yuridis baru yang berisi langkah-langkah pencegahan kejahatan, khususnya terorisme.<>
Hal tersebut disampaikan mantan Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi saat memberikan tausiyah pada halal bihalal KBIH Babussalam Nahdlatul Ulama di Pendopo Pengayoman Temanggung, Senin sore (10/9).
Hadir dalam kegiatan tersebut, Ketua PWNU Jateng, M Adnan, Bupati Hasyim Afandi, Wabup Budiarto, Kapolres AKBP Susilo Wardono, Dandim 0706 Letkol Inf Ganardyto Herry K, Kajari Taufik Hidayat dan sejumlah aktivis NU beserta jamaah KBIH.
"Polisi hanya bisa menangani setelah bom-nya meledak. Kalau belum meskipun sudah tahu prosedurnya rumit karena harus mencari alat bukti yang cukup," katanya.
Penyebabnya, kata pria yang kini menjadi Rais Syuriyah PBNU ini, tidak adanya sumber hukum legal dalam sistem perundangan yang memperbolehkan adanya langkah penangkapan terhadap pelaku kejahatan sampai terjadi tindakan. Seharusnya, pemerintah menyikapi secara tegas dengan membuat regulasi langkah-langkah antisipasi kejahatan.
"Setidaknya kalau sudah ada regulasi, dapat meminimalisir terjadinya penyebaran aksi teror," terangnya.
Ia mengatakan, atas maraknya aksi teror yang terjadi dan cenderung meningkat selama sebulan terakhir, pihaknya berharap polisi dapat menuntaskan kasus ini dan mencabut hingga akar-akarnya.
"Mari kita dukung dan doakan langkah-langkah yang diambil polisi untuk menuntaskan teror-teror ini," imbuhnya.
Ia mengatakan, kekerasan atas nama kelompok dan agama telah mulai menjalar di Indonesia. Hal tersebut terjadi disebabkan karena pola pikir beragama yang ekstrim dan kurangnya toleransi. Apabila persoalan tersebut dibiarkan, maka tidak menutup kemungkinan apa yang terjadi di Timur Tengah, pemberontakan terhadap pemerintahan dapat terjadi karena konflik yang ada saat ini merupakan bibit.
"Tidak ada yang bisa menjamin apa yang terjadi di Timur Tengah tidak sampai ke negara kita. Jadi, mari kita waspada dan tingkatkan pembelaan kita pada NKRI dan beragama yang santun penuh toleransi," tambahnya.
Ia menghimbau agar warga NU menjalankan keislamannya berdasarkan apa yang telah diajarkan oleh pendiri dan ulama NU dizaman dahulu, yaitu menerapkan keagamaan yang saleh dan santun. Saling hormat-menghormati dan tidak membuat konflik. NU berperan besar dalam memerdekakan Indonesia, termasuk dalam penyusunan pancasila.
"Kita jaga dan lestarikan ajaran NU yang sangat toleran," tandasnya.
Ketua KBIH Babussalam, Mahsum Efendi mengatakan, kegiatan halal bihalal yang diselenggarakan merupakan upaya untuk menciptakan ukhuwah Islamiyah antar umat. Dengan adanya persaudaraan yang kuat, maka akan semakin meningkatkan kekuatan Islam secara sosial.
"Semakin bersatu, maka dakwah Islam yang santun dan toleran semakin kuat untuk mendukung pencegahan Islam yang keras dan terorisme," tandasnya.
Bupati Temanggung, Hasyim Afandi, secara spesifik berharap calon jama'ah haji dan yang sudah berhaji dapat menjalin persaudaraan yang kuat. Untuk jama'ah yang akan berangkat diharapkan mengikuti bimbingan dengan optimal untuk mencapai haji mabrur.
Redaktur: Mukafi Niam
Terpopuler
1
Saat Jamaah Haji Mengambil Inisiatif Berjalan Kaki dari Muzdalifah ke Mina
2
Perempuan Hamil di Luar Nikah menurut Empat Mazhab
3
Pandu Ma’arif NU Agendakan Kemah Internasional di Malang, Usung Tema Kemanusiaan dan Perdamaian
4
Saat Katib Aam PBNU Pimpin Khotbah Wukuf di Arafah
5
360 Kurban, 360 Berhala: Riwayat Gelap di Balik Idul Adha
6
Belasan Tahun Jadi Petugas Pemotongan Hewan Kurban, Riyadi Bagikan Tips Hadapi Sapi Galak
Terkini
Lihat Semua