Nasional

6 Fakta tentang Kiswah Ka’bah

Rab, 22 Juni 2022 | 15:30 WIB

6 Fakta tentang Kiswah Ka’bah

Proses pengangkatan kiswah Ka'bah jelang penyelenggaraan haji 2022. (Foto: Twitter @HaramainInfo)

Jakarta, NU Online
Kiswah merupakan kain berwarna hitam yang menyelimuti Ka’bah. Kiswah tersebut dihiasi dengan ayat-ayat suci Al-Qur’an, khususnya ayat-ayat tentang haji. Setiap tahun, kiswah Ka’bah diangkat setinggi tiga meter untuk mencegah kiswah tersebut ditarik jamaah haji saat mengitari Ka’bah atau tawaf.


Kiswah yang ditarik ke atas tersebut digantikan oleh kain putih yang mengitari Ka’bah. Setiap tahun Kiswah itu akan diganti dengan yang lainnya.


Pengelola Masjidil Haram melakukan pengangkatan Kiswah Ka’bah pada Jumat (20/6/2022) lalu menjelang penyelenggaraan haji 2022 dimulai. Mengutip Arab News, Presiden Dua Masjid Suci, Ahmad bin Muhammad Al-Mansouri mengatakan, sekitar 50 teknisi dan spesialis memastikan proses tersebut berjalan lancar.


Berikut disajikan enam (6) fakta tentang kiswah Ka’bah:


1. Dihiasi benang emas
Kiswah Ka’bah dihiasi kaligrafi ayat Al-Qur’an dengan benang-benang emas. Ayat-ayat Al-Qur’an itu disulam dari 120 kg benang emas dan 100 kg benang perak. Pengelola Masjidil Haram menjelaskan bahwa dahulu jamaah haji kerap menarik benang emas untuk memperoleh berkah.


2. Terbuat dari 670 kilogram sutra
Kiswah Ka’bah terbuat dari 670 kilogram sutra. Ornamen atau hiasan dalam Ka’bah itu tidak bersifat permanen. Ia bisa diganti dengan memperhatikan hal-hal yang lebih baik.

 

3. Habiskan 66 miliar
Dana yang dipakai untuk membuat kiswah mencapai 17 juta rial atau setara dengan 66,3 miliar rupiah, dan itu sudah termasuk dengan bayaran pengrajinnya. Pembuatan kiswah Ka’bah mempekerjakan lebih dari 200 orang dan menggunakan mesin jahit terbesar sepanjang 16 meter.

 

4. Diganti setiap tahun
Kiswah Ka’bah adalah sutra hitam, diproduksi oleh sebuah pabrik khusus yang didirikan oleh otoritas Arab Saudi, dan diganti dengan kain baru setahun sekali setiap tanggal 9 Dzulhijjah.


Namun, kebijakan penggantian kiswah Ka’bah pernah dilakukan tiga kali setiap tahun, yaitu pada masa Dinasti Abbasiyah pimpinan Khalifah Al-Makmun. Dia mengganti kiswah Ka’bah tiga kali selama satu tahun dengan jenis kain dan warna yang berbeda; sutra merah pada hari tarwiyah, kain qabathi pada awal Rajab, dan sutra putih pada hari ke-27 Ramadhan.


5. Penuh dengan tumpukan kain
Ka’bah mengalami perubahan seiring dengan perkembangan zaman. Perubahan itu tidak hanya dari segi jenis kain dan warna kiswah saja, tetapi juga dari segi siapa yang ‘bertanggung jawab’ untuk menyediakannya, ornamen-ornamen yang menghiasinya, dan waktu pergantiannya.


Nabi Muhammad adalah orang pertama yang menutupi Ka’bah dengan qabhati (kain putih yang dibuat di Mesir). Saat Fathu Makkah (pembebasan Kota Makkah), Nabi Muhammad tetap mempertahankan kiswah lama yang digunakan pada zaman Jahiliyah.


Hingga seorang wanita membakarnya ketika mencoba mengharuminya dengan dupa. Maka setelah itu Ka’bah ditutup dengan kain dari Yaman bergaris putih dan merah (burud). Khalifah Umar bin Khattab dan Khalifah Ustaman bin Affan menyelimuti Ka’bah dengan kain putih, dan Abdullah bin Zubair menutupnya dengan brokat merah.


Pada era Dinasti Umayyah, kain kiswah yang baru diletakkan di atas kain yang lama sehingga menumpuk. Praktik semacam ini terus berlangsung hingga periode Khalifah al-Mahdi dari Dinasti Abbasiyah. Karena khawatir kain-kain tersebut akan membebani bangunan Ka’bah, al-Mahdi kemudian memerintahkan untuk melepaskan kain-kain kiswah yang lama dan menggantikannya dengan yang baru setiap tahunnya.


6. Dibuat di pabrik khusus
Pada 1935, pemerintah Mesir dan Arab Saudi membuat perjanjian terkait dengan produksi kiswah. Sejak saat itu hingga 1963, produksi Ka’bah dilakukan di Mesir. Baru setelahnya, Arab Saudi membangun kembali pabrik kiswahnya. Pada 1972, Fahd bin Abdul Aziz, yang saat itu menduduki posisi Wakil Ketua Majelis Kabinet dan Menteri Dalam Negeri Saudi di pemerintahan Raja Faisal, meletakkan batu pertama pabrik kiswah di pinggiran Kota Makkah.


Pabrik yang dibangun di atas lahan seluas 10 hektare itu diresmikan pada 1977 atau masa pemerintahan Raja Khalid. Lebih dari 240 orang dipekerjakan di pabrik kiswah ini. Berbeda dengan pabrik kiswah era Raja Abdul Aziz, pabrik yang dibangun Fahd ini dilengkapi dengan peralatan canggih dan modern. Tidak hanya kiswah, di pabrik ini juga tirai bagian dalam Ka’bah dan kamar Nabi Muhammad diproduksi hingga hari ini.


Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muhammad Faizin