Khutbah

Khutbah Jumat: Keutamaan Memelihara Shalat dan Memakmurkan Masjid

NU Online  Ā·  Rabu, 18 Desember 2024 | 09:00 WIB

Khutbah Jumat: Keutamaan Memelihara Shalat dan Memakmurkan Masjid

Ilustrasi masjid. Sumber: Canva/NU Online

Kita diperintah tak hanya sekadar menunaikan shalat, tetapi juga memeliharanya dengan baik dan optimal, baik dari aspek waktu, tempat, maupun caranya. Begitu pun kita diperintahkan untuk memelihara masjid dan meramaikannya, karena masjid merupakan salah satu tempat untuk menampakkan syiar Islam di bumi Allah.

 

Maka khutbah Jumat yang berjudul ā€œKeutamaan Memelihara Shalat dan Memakmurkan Masjidā€ kali ini akan mengulas keutamaan memelihara shalat dari sisi waktu, tempat, dan cara. Selain itu, juga akan diutarakan bagaimana keutamaan shalat di masjid dan memakmurkan masjid itu sendiri. Ā 

 

Untuk mencetak, silakan klik fitur download berwarna merah pada desktop yang ada pada bagian atas naskah khutbah ini. Semoga bermanfaat!Ā 


Khutbah I


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų§Ł„Ł‘Ų°ŁŁŠ Ų£ŁŽŁ†Ł’Ų¹ŁŽŁ…ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ‡ŁŽŲÆŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŲÆŁŁŠŁ’Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų„ŁŲ³Ł’Ł„ŁŽŲ§Ł…ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŁ…Ł‘ŁŁŠŁ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ ŲÆŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł†ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŲÆŁŁŠŁ’Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŁ„ŁŁƒŁ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŲ§Ł…Ł ، ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲµŁ’Ų­ŁŽŲ§ŲØŁŁ‡Ł ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł‹ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ł…Ł‹Ų§ ŲÆŁŽŲ§Ų¦ŁŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ł…ŁŲŖŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų²ŁŁ…ŁŽŁŠŁ’Ł†Ł Ų¹ŁŽŁ„Ł‰ Ł…ŁŽŁ…ŁŽŲ±Ł‘Ł Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŁ‡ŁŁˆŁ’Ų±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł…Ł


Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„ŁŽŲ§ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł Ų“ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ŲÆŁŽŲ©Ł‹ ŲŖŁŁ†Ł’Ų¬ŁŁŠ Ł‚ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ مِنْ Ų£ŁŽŁ‡Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŲ­ŁŽŲ§Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁ Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŽŁ†ŁŽŲ§Ł…ŁŲŒ Ł‚ŁŽŲ§Ł„ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŲŖŁŽŲ¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ‰ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ł’ŁƒŁŽŲ±ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’Ų°Ł بِاللهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų­ŁŽŲ§ŁŁŲøŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŁˆŁ°ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„Ł°ŁˆŲ©Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŲ³Ł’Ų·Ł°Ł‰ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł…ŁŁˆŁ’Ų§ لِلّٰهِ Ł‚Ł°Ł†ŁŲŖŁŁŠŁ’Ł†ŁŽŲŒ ŲµŁŽŲÆŁŽŁ‚ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…Ł


Ų£ŁŁˆŁ’ŲµŁŁŠŁŁƒŁŁ…Ł’ Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ اللهِ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁŠŁŽ ŲØŁŲŖŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ اللهِ ŁŁŽŁ‚ŁŽŲÆŁ’ ŁŁŽŲ§Ų²ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲŖŁ‘ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ­ŁŲ«Ł‘ŁŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁŠŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų·ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ©Ł اللهِ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų·ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ©Ł Ų±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡Ł فِي ŁƒŁŁ„Ł‘Ł ŁˆŁŽŁ‚Ł’ŲŖŁ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ‚Ł’Ł„ŁŲ­ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽĀ 

Sidang Jumat rahimakumullahĀ 

Ā  Ā 
Puji dan syukur marilah kita panjatkan ke Hadirat Allah swt. Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah kepada insan termulia yakni Nabiyana Muhammad saw. beserta keluarga, para sahabat, tabiin dan atba'utĀ tabi'in-nya, hingga kepada kita selaku umatnya. Ā 


Sebelum menguraikan khutbah, melalui mimbar yang mulia ini, khatib berpesan, khusus untuk diri khatib sendiri, umumnya untuk jamaah Jumat sekalian, marilah kita sama-sama meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah, sebab dengan dua hal itu kita bisa memaksimalkan ketaatan kepada-Nya dan menjauhkan diri dari larangan-larangan-Nya.


Sidang Jumat rahimakumullahĀ 


Secara eksplisit, perintah menjaga shalat fardhu lima waktu sudah diungkap dalam ayat Al-Quran:
Ā 

Ų£ŁŽŲ¹ŁŁˆŁ’Ų°Ł بِاللهِ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ų“Ł‘ŁŽŁŠŁ’Ų·ŁŽŲ§Ł†Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŲ¬ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų­ŁŽŲ§ŁŁŲøŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŁˆŁ°ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„Ł°ŁˆŲ©Ł Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŲ³Ł’Ų·Ł°Ł‰ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł…ŁŁˆŁ’Ų§ لِلّٰهِ Ł‚Ł°Ł†ŁŲŖŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ


Artinya, ā€œPeliharalah semua shalat (fardhu) dan salat wusį¹­ha. Berdirilah karena Allah (dalam shalat) dengan khusyuk,ā€ (QS. Al-Baqarah [2]: 238).Ā 


Dari ayat ini, kita cukup maklum apa yang dimaksud dengan shalat fardhu, yaitu shalat yang lima waktu. Pertanyaannya, apa yang dimaksud dengan shalat wustha?Ā 

 

Imam Abul Hasan Muqatil bin Sulaiman dalam tafsirnyaĀ jilid I, halaman 201 menafsirkan bahwa yang dimaksud dengan shalat wastha di sana adalah shalat ashar. Secara bahasa, wustha artinya adalah shalat pertengahan, sehingga mungkin atas dasar ini, Imam Abul Hasan memaknainya sebagai shalat Ashar.Ā 


Sementara menurut Imam Asy-Syafi’i, maksud dari shalat wustha di sana adalah shalat subuh. Alasannya, karena shalat subuh merupakan shalat yang banyak terlewatkan karena lelapnya tidur. Lagi pula waktu shalat subuh bersambung dengan waktu sepertiga malam sebagai waktu utama munajat kepada Allah, sehingga kita diperintah untuk menjaganya, sebagaimana disebutkan dalam Tafsir Imam Asy-Syafi’i Jilid 1, halaman 409.
Ā  Ā  Ā  Ā  Ā  Ā  Ā  Ā  Ā  Ā 

Ada pula yang berpendapat bahwa shalat wustha itu adalah salah satu shalat lima yang diistimewakan, namun dirahasiakan nama dan waktunya. Hikmahnya agar kita giat menjaga dan menunaikan seluruh shalat yang lima waktu dengan harapan kita meraih keutamaan dan keistimewaan shalat tersebut. Demikian seperti yang diungkap oleh Syekh Nawawi dalam kitab Syarah Nashaihul Ibad, halaman 44.


Sidang Jumat rahimakumullahĀ 

Kaitan dengan masalah memelihara shalat, sepertinya pendapat Syekh Nawawi cukup relevan mengingat dengan menjaga seluruh shalat, insya Allah kita akan meraih keutamaan shalat wustha tersebut. Sebab, shalat wustha sendiri adalah salah satu shalat yang lima, hanya saja waktunya dirahasiakan oleh Allah.Ā 


Di samping itu, secara teknis memelihara shalat bisa dilihat dari aspek waktu, tempat dan caranya. Kaitan dengan masalah waktu, menjaga waktu shalat juga adalah hal yang utama. Ada sejumlah hadits yang menyinggungnya secara langsung, antara lain hadits riwayat Al-Baihaqi: Ā 


Ų£ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŁ„Ł ā€ŒŲ§Ł„Ł’ŁˆŁŽŁ‚Ł’ŲŖŁ ā€ŒŲ±ŁŲ¶Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł†Ł ā€ŒŲ§Ł„Ł„Ł‡Ł


Artinya, ā€œAwal waktu itu keridhaan Allah.ā€


Sementara hadits lain menyebutkan saat Rasulullah saw. ditanya, ā€œAmal apa yang paling utama?ā€ Beliau menjawab:


Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł فِي Ų£ŁŽŁˆŁ‘ŁŽŁ„Ł ŁˆŁŽŁ‚Ł’ŲŖŁŁ‡ŁŽŲ§


Artinya, ā€œShalat pada awal waktunya,ā€ (HR. al-Baihaqi). Ā 


Walhasil, di antara cara memelihara shalat adalah memelihara waktunya, diutamakan pada awal waktu jika tidak ada uzur yang mengharuskannya dilaksanakan pada pertengahan atau akhir waktu. Ā 


Maasyiral Muslimin Sidang Jumat yang dirahmati AllahĀ 


Cara memelihara shalat yang kedua adalah dari aspek tempatnya. Sebagaimana kita ketahui, tempat yang paling utama menunaikan shalat adalah masjid.Ā 


Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ų£ŁŽŲ­ŁŽŲÆŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ā€ŒŲ„ŁŲ°ŁŽŲ§ ā€ŒŲŖŁŽŁˆŁŽŲ¶Ł‘ŁŽŲ£ŁŽ ŁŁŽŲ£ŁŽŲ­Ł’Ų³ŁŽŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁˆŁŲ¶ŁŁˆŲ”ŁŽŲŒ Ų«ŁŁ…Ł‘ŁŽ ā€ŒŲ£ŁŽŲŖŁŽŁ‰ ā€ŒŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ³Ł’Ų¬ŁŲÆŁŽŲŒ Ł„ŁŽŲ§ ŁŠŁŲ±ŁŁŠŲÆŁ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©ŁŽŲŒ ŁˆŁ„ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ²ŁŁ‡Ł Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©ŁŲŒ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ®Ł’Ų·Ł Ų®ŁŽŲ·Ł’ŁˆŁŽŲ©Ł‹ Ų„ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų±ŁŁŁŲ¹ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŁ‡ŁŽŲ§ ŲÆŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁŽŲ©ŁŒŲŒ ŁˆŁŽŲ­ŁŲ·Ł‘ŁŽ ŲØŁŁ‡ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŁ†Ł’Ł‡Ł Ų®ŁŽŲ·ŁŁŠŲ¦ŁŽŲ©ŁŒŲŒ Ų­ŁŽŲŖŁ‘ŁŽŁ‰ ŁŠŁŽŲÆŁ’Ų®ŁŁ„ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ³Ł’Ų¬ŁŲÆŁŽ
Ā 

Artinya, ā€œSesungguhnya jika salah seorang kalian berwudhu lalu membaguskan wudhunya kemudian mendatangi masjid, tidak ada yang diinginkannya kecuali shalat, tidak ada yang mendorongnya kecuali shalat, maka tidak ia melangkah satu langkah kecuali dia diangkat satu derajat, dan dihapus satu kesalahan karenannya, sampai dia memasuki masjid,ā€ (HR. Ahmad).Ā 


Bahkan, lanjutan hadits itu menyebutkan, selama kita berada di masjid dan menunaikan shalat, serta tidak beranjak dari tempat shalat, tidak batal dan tidak berbicara yang lain, para malaikat akan mendoakannya:


Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų§Ų±Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’Ł‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲŖŁŲØŁ’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł


Artinya, ā€œYa Allah, ampunilah dia, rahamatilah dia, terimalah tobat dia!ā€Ā 


Sejalan dengan ini, orang yang senantiasa shalat di masjid dan memakmurkan masjid digolongkan Allah sebagai orang yang beriman dan taat kepada-Nya, sebagaimana dalam Al-Quran:Ā 


Ų§ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§ ŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł…ŁŲ±Ł Ł…ŁŽŲ³Ł°Ų¬ŁŲÆŁŽ اللّٰهِ Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ų§Ł°Ł…ŁŽŁ†ŁŽ بِاللّٰهِ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł الْاٰخِرِ ŁˆŁŽŲ§ŁŽŁ‚ŁŽŲ§Ł…ŁŽ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„Ł°ŁˆŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł°ŲŖŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ų²Ł‘ŁŽŁƒŁ°ŁˆŲ©ŁŽ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁ…Ł’ ŁŠŁŽŲ®Ł’Ų“ŁŽ Ų§ŁŁ„Ł‘ŁŽŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŽŪ—Ā 


Artinya, ā€œSesungguhnya yang (pantas) memakmurkan masjid-masjid Allah hanyalah orang yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, mendirikan shalat, menunaikan zakat, serta tidak takut (kepada siapa pun) selain Allah,ā€ (QS. At-Taubah [9]: 18). Ā 


Jamaah Jumat yang dirahmati Allah


Terakhir, kita memelihara shalat dari aspek cara pelaksanaannya, yaitu dengan cara berjamaah atau bersama-sama. Shalat berjamaah bisa saja ditunaikan di rumah, namun alangkah lebih utamanya dikerjakan di masjid juga berjamaah. Cukup masyhur hadits yang mengungkap keutamaannya, antara lain hadits yang menyebutkan:


ā€ŒŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ā€ŒŲ§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ų¹ŁŽŲ©Ł ŲŖŁŽŁŁ’Ų¶ŁŁ„Ł ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©ŁŽ Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ°Ł‘Ł ŲØŁŲ³ŁŽŲØŁ’Ų¹Ł ŁˆŁŽŲ¹ŁŲ“Ł’Ų±ŁŁŠŁ†ŁŽ ŲÆŁŽŲ±ŁŽŲ¬ŁŽŲ©Ł‹


Artinya, ā€œShalat berjamaah mengungguli shalat menyendiri dengan 27 derajat,ā€ (HR. Malik).Ā 
Ā 

Betapa istimewanya shalat yang kita tunaikan dengan berjamaah apalagi kita menunaikannya di masjid. Sampai-sampai keutamannya 27 kali lipat. Lebih istimewa lagi jika shalat berjamaah itu dilakukan secara istiqamah dan terus-menerus, di mana pahalanya menandingi ibadah haji dan dijanjikan akan terbebas dari siksa api neraka, sebagaimana disebutkan dalam hadits:Ā 


Ł…ŁŽŁ†Ł’ ā€ŒŁ…ŁŽŲ“ŁŽŁ‰ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‰ ŲµŁŽŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ā€ŒŁ…ŁŽŁƒŁ’ŲŖŁŁˆŲØŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŁ‡ŁŁˆŁŽ Ł…ŁŲŖŁŽŲ·ŁŽŁ‡Ł‘ŁŲ±ŁŒŲŒ ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŁƒŁŽŲ£ŁŽŲ¬Ł’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¬Ł‘Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ­Ł’Ų±ŁŁ…Ł


Artinya, ā€œSiapa saja yang berangkat shalat fardhu dalam keadaan suci, maka baginya bagaikan pahala orang berhaji yang sedang ihram,ā€ (HR. Abu Dawud).Ā 


Ł…ŁŽŁ†Ł’ Ł„ŁŽŁ…Ł’ ŲŖŁŽŁŁŲŖŁ’Ł‡Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘ŁŽŁƒŁ’Ų¹ŁŽŲ©Ł Ų§Ł„Ł’Ų£ŁŁˆŁ„ŁŽŁ‰ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„ŲµŁ„ŁŽŲ§Ų©Ł ā€ŒŲ£ŁŽŲ±Ł’ŲØŁŽŲ¹ŁŁŠŁ†ŁŽ ā€ŒŁŠŁŽŁˆŁ’Ł…Ł‹Ų§ŲŒ ŁƒŁŲŖŁŲØŁŽ Ł„ŁŽŁ‡Ł ŲØŁŽŲ±ŁŽŲ§Ų”ŁŽŲŖŁŽŲ§Ł†Ł: ŲØŁŽŲ±ŁŽŲ§Ų”ŁŽŲ©ŁŒ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±ŁŲŒ ŁˆŁŽŲØŁŽŲ±ŁŽŲ§Ų”ŁŽŲ©ŁŒ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŁŁŽŲ§Ł‚Ł


Artinya, ā€œSiapa saja yang tidak ketinggalan rakaat pertama pada shalat (berjamaah), maka dituliskan baginya dua kebebasan: pertama kebebasan dari siksa neraka, kedua kebebasan dari sifat munafik,ā€ (HR. Abdur Razzaq).


Itulah keutamaan shalat berjamaah dalam konteks memelihara shalat secara umum. Dan masih banyak lagi keutamaan-keutamaan lainnya, baik secara kesuluruhan shalat maupun shalat-shalat tertentu, seperti shalat berjamaah magrib sama seperti menghidupkan sepertiga malam, shalat isya berjamaah sama seperti menghidupkan separuh malam, sedangkan shalat subuh berjamaah sama seperti menghidupkan seluruh malam.Ā 


Namun, dalam kondisi yang tidak memungkinkan, maka sekurang-kurangnya kita mengutamakan shalat berjamaah subuh, selain shalat subuh merupakan shalat yang paling berat dilaksanakan dan keutamaannya sama seperti menghidupkan malam. Semoga kita dan keturunan kita tergolong orang-orang yang istiqamah dalam menunaikan dan memelihara shalat.


Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł ā€ŒŲ§Ų¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŁŠ Ł…ŁŁ‚ŁŁŠŁ…ŁŽ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„Ų§Ų©Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ Ų°ŁŲ±Ł‘ŁŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŁŠ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†Ų§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„Ł’ ŲÆŁŲ¹Ų§Ų”ŁŲŒ Ā ŲØŁŽŲ§Ų±ŁŽŁƒŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ فِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’Ų¢Ł†Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŁ†ŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽŁ†ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁŽŁ‘Ų§ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŁ…ŁŽŲ§ ŁŁŁŠŁ’Ł‡Ł Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł’Ł„Ų¢ŁŠŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų°ŁŁ‘ŁƒŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁƒŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁŽŁ„Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł Ł…ŁŁ†Ł‘ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŁ„Ų§ŁŽŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹Ł Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŁ„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŲŒ Ų£ŁŽŁ‚ŁŁˆŁ’Ł„Ł Ł‚ŁŽŁˆŁ’Ł„ŁŁŠŁ’ Ł‡ŁŽŲ°ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ Ł„ŁŁŠŁ’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ³ŁŽŲ§Ų¦ŁŲ±Ł Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁŁŽŲ§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŁ’Ł‡Ł Ų„ŁŁ†Ł‘Ł‡Ł Ł‡ŁŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁŁŁˆŁ’Ų±Ł Ų§Ł„Ų±Ł‘Ų­ŁŁŠŁ’Ł…Ł


Khutbah IIĀ 


Ų§ŁŽŁ„Ł’Ų­ŁŽŁ…Ł’ŲÆŁ لِلّٰهِ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’ Ų£ŁŽŁ…ŁŽŲ±ŁŽŁ†ŁŽŲ§ ŲØŁŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŲŖŁ‘ŁŲ­ŁŽŲ§ŲÆŁ ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų§ŁŲ¹Ł’ŲŖŁŲµŁŽŲ§Ł…Ł ŲØŁŲ­ŁŽŲØŁ’Ł„Ł اللهِ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁŠŁ’Ł†Ł. Ų£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł’ Ł„Ų§ŁŽ Ų„ŁŁ„ŁŽŁ‡ŁŽ Ų„ŁŁ„Ų§Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ­Ł’ŲÆŁŽŁ‡Ł Ł„Ų§ŁŽ Ų“ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŁƒŁŽ Ł„ŁŽŁ‡ŁŲŒ Ų„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§Ł‡Ł Ł†ŁŽŲ¹Ł’ŲØŁŲÆŁ ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŁ‘ŁŽŲ§ŁŁ‡ Ł†ŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†Ł. ŁˆŁŽŲ£ŁŽŲ“Ł’Ł‡ŁŽŲÆŁ Ų£ŁŽŁ†Ł‘ŁŽ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ‹Ų§ Ų¹ŁŽŲØŁ’ŲÆŁŁ‡Ł ŁˆŁŽŲ±ŁŽŲ³ŁŁˆŁ’Ł„ŁŁ‡ŁŲŒ Ų§ŁŽŁ„Ł’Ł…ŁŽŲØŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’Ų«Ł Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲ©Ł‹ Ł„ŁŁ„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł„ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„Ł‘Ł Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁ‘ŁŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ آلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ. Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ¦ŁŁƒŁŽŲŖŁŽŁ‡Ł ŁŠŁŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲØŁŁŠŁ‘ŁŲŒ ŁŠŁŽŲ§Ų£ŁŽŁŠŁ‘ŁŁ‡Ų§ŁŽ Ų§Ł„Ł‘ŁŽŲ°ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ Ų”ŁŽŲ§Ł…ŁŽŁ†ŁŁˆŁ’Ų§ ŲµŁŽŁ„Ł‘ŁŁˆŁ’Ų§ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡Ł ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„Ł‘ŁŁ…ŁŁˆŁ’Ų§ ŲŖŁŽŲ³Ł’Ł„ŁŁŠŁ’Ł…Ł‹Ų§ Ā Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł°Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ ŲµŁŽŁ„ŁŁ‘ ŁˆŁŽŲ³ŁŽŁ„ŁŁ‘Ł…Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų³ŁŽŁŠŁŁ‘ŲÆŁŁ†ŁŽŲ§ Ł…ŁŲ­ŁŽŁ…Ł‘ŁŽŲÆŁŲŒ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ اٰلِهِ ŁˆŁŽŲµŁŽŲ­Ł’ŲØŁŁ‡Ł Ų£ŁŽŲ¬Ł’Ł…ŁŽŲ¹ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ

Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ اغْفِرْ Ł„ŁŁ„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ¤Ł’Ł…ŁŁ†ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŁŠŁ’Ł†ŁŽ ŁˆŁŽ Ų§Ł„Ł’Ł…ŁŲ³Ł’Ł„ŁŁ…ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ų§ŁŽŲ­Ł’ŁŠŁŽŲ§Ų”Ł Ł…ŁŁ†Ł’Ł‡ŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų§ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁƒŁŽ Ų³ŁŽŁ…ŁŁŠŁ’Ų¹ŁŒ Ł‚ŁŽŲ±ŁŁŠŁ’ŲØŁŒ Ł…ŁŲ¬ŁŁŠŁ’ŲØŁ Ų§Ł„ŲÆŁ‘ŁŽŲ¹ŁŽŁˆŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ§ Ł‚ŁŽŲ§Ų¶ŁŁŠŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŲ§Ų¬ŁŽŲ§ŲŖŁ Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ³Ł’Ų£ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ų„ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ ŁƒŁŽŲ§Ł…ŁŁ„Ų§Ł‹ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ‚ŁŁŠŁ’Ł†Ł‹Ų§ ŲµŁŽŲ§ŲÆŁŁ‚Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ±ŁŲ²Ł’Ł‚Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ§Ų³ŁŲ¹Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ‚ŁŽŁ„Ł’ŲØŁ‹Ų§ Ų®ŁŽŲ§Ų“ŁŲ¹Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŁ„ŁŲ³ŁŽŲ§Ł†Ł‹Ų§ Ų°ŁŽŲ§ŁƒŁŲ±Ł‹Ų§ ŁˆŁŽŲ­ŁŽŁ„Ų§ŁŽŁ„Ų§Ł‹ Ų·ŁŽŁŠŁ‘ŁŲØŁ‹Ų§ ŁˆŁŽ ŲŖŁŽŁˆŁ’ŲØŁŽŲ©Ł‹ Ł†ŁŽŲµŁŁˆŁ’Ų­Ł‹Ų§. Ų§ŁŽŁ„Ł„Ł‘Ł‡ŁŁ…Ł‘ŁŽ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŲ§ Ł†ŁŽŲ³Ł’Ų£ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ Ł…ŁŁˆŁ’Ų¬ŁŲØŁŽŲ§ŲŖŁ Ų±ŁŽŲ­Ł’Ł…ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ¹ŁŽŲ²ŁŽŲ§Ų¦ŁŁ…ŁŽ Ł…ŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŽŲŖŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ„Ų§ŁŽŁ…ŁŽŲ©ŁŽ مِنْ ŁƒŁŁ„Ł‘Ł Ų„ŁŲ«Ł’Ł…Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲŗŁŽŁ†ŁŁŠŁ’Ł…ŁŽŲ©ŁŽ مِنْ ŁƒŁŁ„Ł‘Ł ŲØŁŲ±Ł‘Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŁŁŽŁˆŁ’Ų²ŁŽ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¬ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ©Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ¬ŁŽŲ§Ų©ŁŽ Ł…ŁŁ†ŁŽ Ų§Ł„Ł†Ł‘ŁŽŲ§Ų±ŁŲŒ Ų±ŁŽŲØŁ‘Ł ā€ŒŲ§Ų¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’Ł†ŁŁŠ Ł…ŁŁ‚ŁŁŠŁ…ŁŽ Ų§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„Ų§Ų©Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ Ų°ŁŲ±Ł‘ŁŁŠŁ‘ŁŽŲŖŁŁŠ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ†Ų§ ŁˆŁŽŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁ„Ł’ ŲÆŁŲ¹Ų§Ų”ŁŲŒ Ā Ų±ŁŽŲØŁŽŁ‘Ł†ŁŽŲ§ Ų¢ŲŖŁŁ†ŁŽŲ§ فِي Ų§Ł„ŲÆŁŁ‘Ł†Ł’ŁŠŁŽŲ§ Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁŁŁŠ Ų§Ł„Ł’Ų¢Ų®ŁŲ±ŁŽŲ©Ł Ų­ŁŽŲ³ŁŽŁ†ŁŽŲ©Ł‹ ŁˆŁŽŁ‚ŁŁ†ŁŽŲ§ Ų¹ŁŽŲ°ŁŽŲ§ŲØŁŽ Ų§Ł„Ł†ŁŽŁ‘Ų§Ų±Ł

Ų¹ŁŲØŁŽŲ§ŲÆŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŲŒ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ ŁŠŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲÆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł’Ł„Ų„ŁŲ­Ł’Ų³ŁŽŲ§Ł†Ł ŁˆŁŽŲ„ŁŁŠŲŖŁŽŲ¢Ų¦Ł ذِي Ų§Ł„Ł’Ł‚ŁŲ±Ł’ŲØŁŽŁ‰ ŁˆŁŽŁŠŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŁ‰ Ų¹ŁŽŁ†Ł Ų§Ł„Ł’ŁŁŽŲ­Ł’Ų“ŁŽŲ¢Ų”Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŁ†ŁƒŁŽŲ±Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’ŲØŁŽŲŗŁ’ŁŠŁ ŁŠŁŽŲ¹ŁŲøŁŁƒŁŁ…Ł’ Ł„ŁŽŲ¹ŁŽŁ„Ł‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŲŖŁŽŲ°ŁŽŁƒŁ‘ŁŽŲ±ŁŁˆŁ’Ł†ŁŽ. ŁŁŽŲ§Ų°Ł’ŁƒŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų§Ł„Ł„Ł‡ŁŽ Ų§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲøŁŁŠŁ’Ł…ŁŽ ŁŠŁŽŲ°Ł’ŁƒŁŲ±Ł’ŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŲ§ŲÆŁ’Ų¹ŁŁˆŁ’Ł‡Ł ŁŠŁŽŲ³Ł’ŲŖŁŽŲ¬ŁŲØŁ’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ ŁˆŁŽŁ„ŁŽŲ°ŁŁƒŁ’Ų±Ł اللهِ Ų£ŁŽŁƒŁ’ŲØŁŽŲ±Ł

 

M. Tatam Wijaya, Penyuluh dan Petugas KUA Sukanagara-Cianjur, Jawa Barat