Internasional

Alhamdulillah, Masjid Indonesia Pertama di Belgia Lunas

Sel, 16 November 2021 | 15:30 WIB

Alhamdulillah, Masjid Indonesia Pertama di Belgia Lunas

Masjid Indonesia Pertama di Belgia. (Foto: via nu care)

Jakarta, NU Online
Pembelian tanah seluas 532 meter persegi dan bangunan 530 meter persegi untuk dialihfungsikan menjadi masjid Indonesia pertama dan Nusantara Cultural Center (NCC) atau Pusat Kebudayaan Nusantara di Ibu Kota Uni Eropa telah berhasil dilunasi. Bangunan yang berlokasi di St Pieters Leeuw, Brussels, Belgia ini lunas dibeli dengan harga total Rp9,1 miliar termasuk biaya pajak, notaris, serta renovasi, pada Senin (15/11/2021) kemarin.  

 

Alhamdulillah, berkat gotong-royong banyak pihak, pada Senin, 10 Rabiul Akhir 1443 atau 15 November 2021, telah dilakukan pelunasan proses pembelian bangunan Nusantara Cultural Center, Masjid Indonesia Pertama di Brussels, Belgia,” ujar Sekretaris Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) United Kingdom Munawir Aziz yang mengabarkan melalui akun Facebook pribadinya, pada Selasa (16/11/2021).


Penandatanganan pelunasan bangunan itu dilakukan oleh Ketua NCC Dr Baktiar Hasan beserta Sekretaris NCC Dr Aji Purwanto. Hadir pula Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belgia dan Luxembourg Dr Andri Hadi dan Wakil Duta Besar Sulaiman Syarif yang menyaksikan penandatanganan pelunasan itu.


Menurut Munawir, kehadiran dua pejabat tertinggi Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Brussels itu bukan hanya sebagai bentuk dukungan moral dan kelembagaan saja, tetapi menjadi bukti bahwa masyarakat Indonesia di Belgia sungguh-sungguh ingin memiliki sebuah gedung yang berfungsi sebagai masjid dan pusat kebudayaan Nusantara di Belgia.


Masjid dan pusat kebudayaan itu, kata Munawir, tentu memerlukan motor penggerak aktivis dakwah. Karenanya, turut hadir pula Ustadz Umar Baktir dan Ustadz Miftahul Huda sebagai representasi diaspora Muslim Indonesia di Belgia yang senantiasa ingin menampilkan indahnya Islam yang moderat bercirikan kemajemukan khas Nusantara.


“Kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada seluruh pihak yang membantu proses pembelian ini, baik berupa materi, penggalangan donasi, wakaf dan sedekah jariyah, terutama doa. Semoga Allah membalas seluruh kebaikan bapak, ibu, saudara/i sekalian dengan keridhoan serta pahala yang terus-menerus mengalir hingga akhir kelak. Amiiiin,” ujar Munawir.


Masjid Belgia dan Jaringan PCINU Eropa
Munawir mengungkapkan bahwa proses pembelian bangunan tersebut melalui proses panjang dan ikhtiar yang memakan waktu berbulan-bulan.


“Selanjutnya, masjid ini akan menjadi pusat dakwah Islam yang sejuk dan damai ala Indonesia, Islam yang rahmatan lil alamin di jantung Eropa. Brussels merupakan kota utama Eropa, di sana kantor-kantor penting para decision maker (pengambil keputusan) Eropa berada,” terang Munawir.


Ia pun meyakinkan bahwa masjid Indonesia pertama di Belgia itu sebagai bukti dari silaturahmi, konsolidasi, dan ukhuwah An-Nahdliyah (persaudaraan warga NU) memang terasa benar tercipta.


“Berawal dari mimpi, ide-ide, yang kemudian diekseksekusi menjadi program berkelanjutan, ditopang tim yang solid dan saling membantu. Alhamdulillah,” katanya.


Masjid tersebut juga membuktikan, jika jamaah dikelola dengan semangat jam'iyyah (organisasi) yang baik atau well organized, maka akan menghasilkan sesuatu yang dahsyat. Nahdliyyin dan warga Muslim Indonesia, sudah membuktikan bisa membangun masjid di jantung Eropa, secara iuran, urunan dari uang ribuan rupiah yang terkumpul melalui rekening NU Care-LAZISNU, Kitabisadotcom, dan NCC.


Menurut Munawir, di usia yang akan beranjak satu abad, NU bisa membuktikan sebuah program jangka panjang. Secara optimis, ia menegaskan bahwa sangat mungkin dalam lima tahun mendatang, NU bisa membangun 20 masjid di berbagai negara di dunia seperti Inggris, Prancis, Jerman, Amerika, Australia, New Zealand, Tiongkok, dan berbagai negara lain.


“Formulanya sudah ketemu, tinggal diramu dan dioptimasi. Bismillah, ikut berbangga. Yuk teman-teman, mari berdoa agar bisa silaturahmi ke Belgia, bisa shalat dan sujud di masjid ini,” pungkas Munawir.


Pewarta: Aru Lego Triono
Editor: Muhammad Faizin