Jakarta, NU Online
Hidangan saat Lebaran sangat identik dengan makanan bersantan dan berlemak seperti opor ayam, rendang, maupun gulai daging. Hal ini cukup membuat penderita gangguan saluran pencernaan khawatir untuk mengonsumsi hidangan tersebut.
Terkait hal itu, pengurus Lembaga Kesehatan Pengurus Besar Kesehatan Nahdlatul Ulama (LK PBNU) dr Syifa Mustika mengatakan bahwa penderita gangguan saluran pencernaan seperti Maag atau Gastritis maupun GERD (gastroesophageal reflux disease) masih dapat mengonsumsi hidangan Lebaran. Kendati demikian, penderita GERD harus membatasi jumlahnya.
“Masih boleh mengonsumsi. Tapi, jangan berlebihan,” kata dr Syifa dalam keterangan yang diterima NU Online, Selasa (3/5/2022).
Selain itu, lanjut dr Syifa, terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan bagi penderita GERD bersantap menu Lebaran.
Pertama, memenuhi kebutuhan cairan. Minum air putih secara cukup dapat membantu kinerja organ tubuh dengan baik. “Air putih supaya kerja organ tubuh kita tetap baik walaupun kita menyantap beragam makanan,” terang Dokter Spesialis Penyakit Dalam Gastroenterohepatologi itu.
Kedua, kata dr Syifa, memenuhi kebutuhan serat dengan mengonsumsi buah dan sayuran. Ketiga, memperhatikan komposisi makanan yang dikonsumsi.
Lebih lanjut, Ketua Satgas Covid-19 NU Malang Raya itu menjelaskan, komposisi dalam porsi makan yang dikonsumsi penderita gangguan saluran pencernaan haruslah memenuhi kebutuhan karbohidrat dan protein.
“Harus tetap ada karbohidrat, proteinnya juga supaya tercukupi gizinya,” papar dokter yang juga praktik di Rumah Sakit Lavalette, Kota Malang tersebut.
Keempat, menghindari konsumsi makanan yang dapat memicu asam lambung naik. “Misalnya kita miks soda, sirup kue kering, makanan berlemak, perut kita jadi kacau kerja pencernaannya. Berdampak diare atau maagnya kambuh,” tegas dr Syifa.
Baca Juga
Bijak Berlebaran di Tengah Pandemi
Selain keempat cara di tersebut, ia juga mengimbau untuk senantiasa membawa obat sebagai antisipasi saat asam lambung tak terhindarkan.
“Jangan lupa kalau punya gangguan pencernaan obatnya tetap dibawa. Sehingga kalau sewaktu-waktu ada keluhan, obatnya sudah siap,” jelas penulis buku Kupas Tuntas Vaksinasi Covid-19 tersebut.
“Kalau nggak bawa obat, bisa ke apotek terdekat untuk mencari obat-obat yang dijual untuk mengurangi gangguan pencernaan. Kalau sakit berlanjut, maka harus segera periksa ke dokter,” pungkas dr Syifa.
Kontributor: Nuriel Shiami Indiraphasa
Ediotr: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Workshop Jalantara Berhasil Preservasi Naskah Kuno KH Raden Asnawi Kudus
3
LBH Ansor Terima Laporan PMI Terlantar Korban TPPO di Kamboja, Butuh Perlindungan dari Negara
4
Rapimnas FKDT Tegaskan Komitmen Perkuat Kaderisasi dan Tolak Full Day School
5
Ketum FKDT: Ustadz Madrasah Diniyah Garda Terdepan Pendidikan Islam, Layak Diakui Negara
6
Dukung Program Ketahanan Pangan, PWNU-HKTI Jabar Perkenalkan Teknologi Padi Empat Kali Panen
Terkini
Lihat Semua