Internasional

Ulama Sudan Banggakan Muslim Indonesia

NU Online  ·  Ahad, 16 September 2012 | 02:40 WIB

Khartoum, NU Online
Sabtu (15/9) tadi malam, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Khartoum Sudan mengunjungi kediaman DR H Muhammad Sulaiman bin Muhammad Ali, yang tidak jauh dari kantor kesekretariatan PCINU.<>

DR H Muhammd Sulaiman merupakan salah satu dari mustasyar PCINU Sudan yang telah dekat dengan NU semenjak sekitar 7 tahun silam.  Selaku mustasyar dan sekaligus ketua majlis Menteri Agama Sudan, beliau banyak sekali membantu PCI NU Sudan terutama dalam hal birokrasi dan perjuangan diplomasi untuk mengenalkan NU di kalangan petinggi pemerintah Sudan.

Dalam kesempatan itu ia kebanggaannya terhadap Indonesia sebagai negara muslim terbesar di dunia. Menurutnya, Islam di Indonesia adalah Islam yang damai, ramah dan penuh toleransi. 

“Toleransi di Indonesia sangat bagus, baik dalam menjaga toleransi antar pemeluk di dalam negeri juga dalam menjalin ukhwah terhadap negara tetangga,” katanya. 

Karenanya ia merasa bahwa Islam di Indonesia adalah Islam yang bisa diterima di seluruh negara. Terbukti dengan diterimanya dengan baik umat muslim Indonesia di pelosok Negara manapun. 

Seperti diketahui Indonesia dan Sudan adalah dua Negara yang dekat dan memiliki kedekatan yang kuat, hal ini diperkuat dengan bukti sejarah pada konferensi KAA (1995). Indonesia adalah Negara pertama yang mengakui kedaulatan kemerdekaan Sudan pada waktu itu oleh presiden Soekarno. 

DR H Muhammad Sulaiman, yang kebetulan hadir dalam Mu’tamar Thariqah ‘Alamiyah yang diadakan NU tahun lalu selalu berharap dengan upaya pemerintah Indonesia untuk terus menambah  utusan ke Sudan, baik untuk belajar maupun bekerja. 

Pada akhir pesan, khusus kepada H Sohib Rifai, yang telah menyelesaikan program dokturalnya dan segera meninggalkan Sudan dalam waktu dekat ini untuk terus berjuang di Indonesia mengupayakan selalu terjalinnya silaturahim yang baik antara Indonesia dan Sudan.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: M. Tajul Mafachir