Internasional

Turis Pemegang Visa Kunjungan Dilarang Masuk Makkah-Madinah

Kam, 3 Oktober 2019 | 00:00 WIB

Turis Pemegang Visa Kunjungan Dilarang Masuk Makkah-Madinah

Ka'bah di Kota Suci Makkah. (NU Online)

Riyadh, NU Online
Arab Saudi untuk pertama kalinya dalam sejarah membuka program visa kunjungan untuk 49 negara di seluruh dunia. Sebelumnya, Saudi tidak pernah menerbitkan visa untuk tujuan pariwisata. Pihak Kerajaan hanya menerbitkan visa untuk kepentingan ibadah haji, umrah, pekerja, dan pelajar.

Dengan dikeluarkannya kebijakan baru ini, pelancong wanita juga diizinkan untuk bepergian solo di Arab Saudi. Sebelumnya, seorang perempuan harus didampingi walinya selama berada di Saudi. 

Meski demikian, ada beberapa aturan dan larangan yang harus diperhatikan para turis ketika berada di negeri teluk tersebut. Misalnya, mereka diwajibkan menggunakan pakaian yang sopan, terutama ketika berada di ruang publik. Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai batasan-batasan pakaian bagi perempuan asing yang nantinya berkunjung ke Saudi.

Di samping itu, para turis yang memegang visa kunjungan juga dilarang memasuki Kota Makkah dan Madinah. Jika ingin mengunjungi dua kota suci tersebut, maka seseorang harus memiliki visa ibadah; haji atau umrah. Tidak bisa dengan visa kunjungan atau turis.
 
Ketua Komisi Pariwisata dan Warisan Nasional Arab Saudi, Ahmed al-Khateeb, menuturkan, untuk mendukung kebijakan itu maka pemerintah akan melonggarkan sejumlah aturan untuk menyesuaikan dengan kebiasaan pengunjung. Terutama terkait dengan pakaian bagi perempuan. Dikatakan, perempuan turis asing tidak diwajibkan mengenakan abaya, gamis yang biasanya dipakai perempuan Saudi. 
 
Al-Khateeb juga memberikan sinyal bahwa pemerintah Saudi akan menerapkan larangan mengonsumsi minuman beralkohol. 
 
Pihak Saudi membuka lima Situs Warisan Budaya UNESCO untuk dikunjungi para turis mancanegara. Selain itu, otoritas Saudi juga tengah membangun kawasan wisata masa depan dan modern Qidiyya yang terletak di Riyadh. 

"Kami memiliki banyak objek wisata dan pusat kuliner yang bisa dinikmati turis," kata al-Khateeb, dilansir laman Reuters, Jumat (27/9).

Melalui kebijakan ini, Arab Saudi hendak meningkatkan kontribusi ekonomi dari sektor pariwisata yang saat ini hanya 3 persen menjadi 10 persen dari PDB pada 2030. Di samping itu, Saudi juga menargetkan peningkatan kunjungan internasional dan domestik menjadi 100 juta per tahun pada waktu yang sama.
 

Pewarta: Muchlishon
Editor: Musthofa Asrori