Sensasi Ramadhan di Mesir, dari Meningkatnya Amal Sosial hingga Kuliner Khas
NU Online · Kamis, 13 Maret 2025 | 12:30 WIB
Siti Junita
Kontributor
Kairo, NU Online
Setiap Negara memiliki keunikan masing-masing dalam merayakan bulan Ramadhan. Salah satunya negara Mesir sebagai mayoritas 90% penduduk adalah muslim. Mesir diwarnai nuansa Islami dan hiasan lampu yang disebut dengan Fanous untuk menyemarakkan Ramadhan.
“Mulai dari tempat perbelanjaan, tepi jalan hingga rumah penduduk terlihat hiasan dan pernak-pernik khas Ramadhan, semacam lampu atau lentera yang disebut Fanous dan rumbai dari kertas plastik yang mengkilap. Seperti perayaan ulang tahun,” ujar Koordinator Fungsi Protokol, Konsuler dan Perlindungan WNI di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) WNI Kairo Mesir, Mohammad Nur Salim, Rabu (13/3/2025).
Kegiatan khas yang dilakukan di bulan Ramadhan terlihat dari meningkatnya amal sosial yang dilaksanakan oleh umat Islam, bahkan oleh orang non-muslim ikut membagikan takjil bagi umat Islam yang lewat di jalan. Orang Mesir menyebutnya “Ramadhan Kariem” yang artinya Ramadhan yang pemurah.
“Sedekah, zakat dan bantuan kepada fakir miskin meningkat drastis. Bahkan WNI di Masjid Indonesia Kairo membuat program Syanthah Ramadhan (bingkisan Ramadhan) yang berisi sembako yang dibagi kepada yang berhak, seperti para pekerja kasar dan penjaga rumah-rumah di sekitar masjid Indonesia,” jelasnya yang juga alumnus UIN Walisongo Semarang Jawa Tengah.
Kuliner yang disajikan dalam menu buka puasa dan sahur identik dengan khas Timur Tengah. Makanan pembuka di Mesir tidak jauh beda dengan di Indonesia, seperti kurma, kunafa dan sejenis makanan manis.
Makanan penutup yang populer di Mesir yang dikenal dengan nama “ummu Ali”, yaitu semacam bubur encer dengan bahan susu, santan dan ditaburkan kacang-kacangan dan kismis. Ada juga Ruz bil laban atau sejenis beras dan susu yang dibuat bubur. Selain itu ada juga buah-buahan yang saat ini sedang musim jeruk dan strawberry di Mesir.
“Yang paling populer di Mesir adalah berbuka bersama secara masif yang disebut Maaidaturrahman (hidangan dari Sang Rahman Allah Swt) yang kita jumpai di berbagai tempat. Ini yang menurut saya unik dan khas, paling banyak terlihat di Mesir melebihi yang ada di negara lain,” tuturnya yang saat ini tinggal di Dokki, Giza Mesir.
Selama bulan Ramadhan, sebagian WNI di Mesir melaksanakan shalat tarawih di Masjid Indonesia Kairo. Dilanjutkan dengan ceramah agama dan menikmati hidangan khas Indonesia, seperti bakso, mie ayam dan soto.
“Dalam kegiatan ini selalu diundang perwakilan dari unsur mahasiswa Indonesia di Mesir. Tiap malam ada satu kelompok organisasi kedaerahan (provinsi) yang hadir,” tandasnya.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua