Internasional

Sajikan Daging Halal, Restoran Cepat Saji India Diboikot

Kam, 29 Agustus 2019 | 09:00 WIB

Sajikan Daging Halal, Restoran Cepat Saji India Diboikot

halal (Ilustrasi: realhalal.uk)

New Delhi, NU Online
Kelompok sayap kanan Hindu India menyerukan untuk memboikot sebuah restoran cepat saji, McDonald, setelah waralaba terbesar di dunia itu mengumumkan di Twitter bahwa gerainya di seluruh  India menyediakan daging halal. Pernyataan itu mengundang kontroversi di jagat Twitter India.

“Semua restoran kami memiliki sertifikat halal, Anda bisa bertanya pada manager restoran untuk menunjukkan sertifikat untuk mengkonfirmasinya dan untuk kepuasan Anda," twit McDonald India ketika menjawab pertanyaan salah satu pelanggannya.

Namun demikian, jawaban tersebut malah membuat marah warganet India. Mereka kemudian menyerukan pemboikotan waralaba asal AS dengan menuliskan tagar #BoycottMcDonalds hingga menjadi trending di Twitter India.  

Diberitakan Aljazeera, Senin (26/8), banyak pihak yang mempertanyakan sikap restoran cepat saji tersebut yang menyediakan daging halal di India, mengingat 80 persen –dari 1,3 miliar- warga India adalah umat Hindu. Ajaran agama Hindu melarang mengkonsumsi daging sapi. Sertifikasi halal yang membolehkan penjualan daging sapi dianggap bertentangan dengan ajaran Hindu.

Perlu diketahu, di India restoran cepat saji asal AS tersebut tidak menyediakan daging sapi maupun babi. Mereka menyiapkan ikan, daging, dan berbagai pilihan vegetarian. 

Salah satu pengguna Twitter menuduh, keputusan restoran cepat saji tersebut dengan jelas menyerang kepercayaan agama Hindu. Pasalnya, ia mengkhianati umat Hindu yang mayoritas dan malah memenuhi tuntutan umat Muslim yang minoritas.

"Ini terang-terangan berniat menyerang kepercayaan Hindu. Di India 80 persen (penduduknya) adalah Hindu, dan ada 4 persen Jain, Sikh, dan Buddha sebagai tambahannya, tapi McDonald mengkhianati 84 persen hanya untuk menenangkan Muslim sebanyak 14 persen," tulis salah satu pengguna Twitter.

Meski demikian, tidak semua warga India non-Muslim yang terganggu dengan keputusan restoran cepat saji asal AS tersebut yang menyediakan daging halal. Sushmita, seorang peneliti asal New Delhi, mengatakan, dirinya tidak peduli apakah daging ayam yang dimakannya halal atau tidak.

Dari pada status kehalalannya, dia lebih peduli tentang bagaimana daging ayam yang dimakannya itu diproses, jumlah nutrisi, dan karsinogen yang terkandung di dalamnya. 

Beberapa aktivis India menilai, keputusan restoran cepat saji asal AS tersebut menjadi celah bagi kelompok sayap kanan untuk menyerang umat Muslim. Menurutnya, aksi boikot tersebut menjadi bentuk ekstrem untuk mengubah India menjadi negara Hindu. 

“Suasana ini benar-benar menggambarkan islamofobia yang ada di India sekarang, dan umat Hidup sayap kanan menggunakan setiap kesempatan untuk menyerang umat Islam," kata seorang aktivis yang berbasis di New Delhi, Shabnam Hashmi.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Abdullah Alawi