Internasional

Saat Palestina-Israel Bersatu Perangi Virus Corona

Sen, 23 Maret 2020 | 13:30 WIB

Saat Palestina-Israel Bersatu Perangi Virus Corona

Peta Palestina (hijau) dan Israel (putih) dari tahun ke tahun.

Yerusalem, NU Online
Palestina dan Israel selama ini terus-terusan berkonflik dan tidak pernah akur. Namun hal itu berbeda ketika keduanya menghadapi virus corona (Covid-19). Palestina dan Israel menunjukkan ‘persatuan dan kekompakan’ ketika memerangi virus yang berasal dari Kota Wuhan, China itu.

Misalnya, Israel  menyediakan tempat tinggal sementara untuk sekitar 70 ribu pekerja Palestina, setelah sebelumnya perbatasan Tepi Barat ditutup untuk mencegah penyebaran virus corona.
 
Seorang pejabat di Asosiasi Pekerja Konstruksi Israel, Shay Pauzner, menyebut, empat ribu perusahaan konstruksi telah berkoordinasi dengan Asosiasi Hotel Israel terkait dengan rumah sementara bagi 12 ribu pekerja asal Palestina tersebut.

Perusahaan-perusahaan itu juga menyiapkan apartemen kosong untuk 28 ribu pekerja bangunan Palestina. “Pekerja Palestina merupakan tulang punggung konstruksi Israel. Tanpa mereka, kami tidak bekerja. Industri akan berhenti," kata Pauzner, diberitakan Reuters. Selasa (24/3).
 
Kemudian pada Ahad (22/3) kemarin, otoritas Gaza, Palestina melaporkan dua kasus pertama virus corona (Covid-19) di wilayah itu. Keduanya merupakan warga negara Palestina yang baru saja melakukan perjalanan ke Pakistan. Kedua pasien adalah pria berusia 30-40 tahun dan kondisinya dilaporkan stabil.

Menghadapi hal itu, Israel dan Hamas—kelompok Islam yang memperjuangkan kemerdekaan Palestina- bergerak untuk memerangi virus corona di Gaza. Israel mengirim ratusan alat tes Covid-19 pekan ini, sementara Hamas  membangun hingga seribu ruang isolasi baru.

Israel juga semakin memperketat akses masuk dan keluar wilayah Gaza. Sedangkan otoritas Gaza, Palestina, seperti diberitakan AFP, Ahad (22/3), saat ini tengah mengisolasi 2.700 warganya di rumah mereka masing-masing. Sebagian besar mereka baru saja kembali dari Mesir.

Gaza merupakan satu kawasan teritori Palestina yang diblokade Israel sejak 2007 silam, ketika kelompok Hamas menguasai jalur pantai.

‘Kekompakan’ Palestina dan Israel juga terlihat ketika menghadapi virus corona di Kota Betlehem pada awal Maret lalu. Palestina menutup Gereja Betlehem selama dua pekan, dari 5 dan diperkirakan sampai 20 Maret. Langkah ini diambil setelah ada sembilan kasus corona di Kota Betlehem. 

Dilaporkan AFP, Menteri Pariwisata Palestina, Rula Maayah, juga mengeluarkan sejumlah kebijakan untuk mencegah penularan virus corona seperti mencegah masuknya wisatawan selama dua pekan dan menghimbau seluruh hotel untuk tidak menerima warga negara asing.

Lebih dari itu, Perdana Menteri Palestina, Mohammed Shtayeh, mengeluarkan perintah larangan perjalanan antarprovinsi tanpa izin.  

Sedangkan Israel menutup akses masuk ke Kota Betlehem. Baik warga Israel maupun Palestina dilarang masuk atau keluar dari kota tersebut. Lembaga Israel yang bertanggung jawab atas kegiatan sipil di wilayah Palestina dan juga cabang dari Kementerian Pertahanan Israel, COGAT, mengatakan bahwa pihaknya bekerja sama dan berkoordinasi dengan otoritas Palestina untuk memerangi corona. 

Semua warga Israel dan Palestina dilarang memasuki atau meninggalkan kota," kata Kementerian Pertahanan Israel.
 
Merujuk data worldometers, saat ini Israel memiliki 1.238 kasus virus corona; 1 meninggal, 37 sembuh. Sementara Palestina memiliki 59 kasus, di mana 17 di antaranya sembuh. 

 Pewarta: Muchlishon
Editor: Alhafiz Kurniawan