Ulama Yaman: Saya Sangat Bersyukur di Indonesia Ada NU
NU Online · Senin, 18 Mei 2015 | 15:01 WIB
Malang, NU Online
Ulama asal Yaman DR (HC) Syekh Al-Habib Abu Bakar Al-Adni memuji model perjuangan Islam di Indonesia dan utamanya dalam mendidik kedewasaan masyarakat dalam pemahaman agama. Menurutnya, Islam di Indonesia secara umum sudah berada di jalur yang benar.
<>
Ia juga memuji strategi dakwah organisasi semacam Nahdlatul Ulama dalam memperjuangkan Islam Ahlussunnah wal Jamaah di Indonesia. Baginya, Islam sebagaimana yang berkembang di Indonesia inilah yang sebenarnya dibutuhkan di berbagai belahan dunia ini.
“Saya telah mendengar adanya organisasi Nahdlatul Ulama ini, karena gaungnya telah terdengar ke seantero dunia ini. Dan saya sangat bersyukur bahwa di Indonesia ini ada organisasi semacam NU ini yang senantiasa berkomitmen untuk berjihad mendakwahkan Islam yang moderat,” katanya.
Abu Bakar Al-Adni menyampaikan hal itu pada acara Kuliah Tamu yang diselenggarakan Pascasarjana Pendidikan Islam dan Hukum Islam Universitas Islam Malang (Unisma) pada Rabu (13/5).
Dalam pandangannya, posisi NU yang merdeka dari pengaruh pemerintah sangat strategis. Karena hal itu akan membuatnya lebih mampu dalam mengawal kinerja pemerintah dan mengayomi masyarakat.
Mandiri Pendidikan
Lebih jauh ia juga memuji realitas pendidikan Islam di Indonesia yang mana masyarakat diperkenankan untuk berperan dalam penyelenggaraan pendidikan. Ia mengaku kagum bahwa kenyataan di Indonesia NU telah menyelenggarakan dunia pendidikan yang dikelolanya sendiri. Hal ini, menurutnya, adalah nilai lebih Islam Indonesia dibandingkan dengan Timur tengah.
“Di Timur Tengah tidak ada pendidikan tinggi yang diselenggarakan oleh swasta seperti di Indonesia ini. Semuanya diselenggarakan pemerintah. Sehingga setiap tindakan dan pergerakannya diawasi dan dipengaruhi oleh pemerintah. Dalam hal ini adalah nilai lebih Indonesia daripada timur tengah.” Katanya di hadapan sekitar 50 peserta kuliah tamu ini.
Abu Bakar Al-Adni menilai, campur tangan bernuansa kepentingan politik pemerintah dalam urusan penddikan berbahaya karena menghilangkan kemerdekaan dalam hal keilmuan. “Seperti mereduksi makna jihad dan sebagainya. Munculnya gerakan-gerakan Islam ekstrem di Timur Tengah di satu sisi, dan Islam liberal di sisi lain adalah dampak dari hal ini,” urainya.
“Demikian juga berbagai pergolakan di berbagai negara di Timur Tengah termasuk negara kami Yaman juga adalah termasuk dampak dari campur tangan pemerintah dalam dunia pendidikan.” tambahnya. (Ahmad Nur Kholis/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
4
LF PBNU Rilis Data Hilal Jelang Rabiul Awal 1447 H
5
Prabowo Minta Proses Hukum Berjalan Sepenuhnya untuk Wamenaker yang Kena OTT KPK
6
Pemerintah Berencana Tambah Utang Rp781,9 Triliun, tapi Abaikan Efisiensi Anggaran
Terkini
Lihat Semua