Internasional

Peran Masyarakat Lebanon dan PCINU Pasca-Ledakan Dahsyat

Sel, 11 Agustus 2020 | 06:35 WIB

Peran Masyarakat Lebanon dan PCINU Pasca-Ledakan Dahsyat

Ledakan dahsyat di Kota Beirut, Lebanon. (Foto: bbc.com)

Jakarta, NU Online

Ledakan dahsyat mengguncang Beirut, ibu kota Lebanon, pada Selasa (4/8) sore waktu setempat. Jendela, atap, hingga bangunan yang ada di sekitarnya runtuh akibatnya. Lebih dari 300.000 warga Beirut kini terpaksa kehilangan tempat tinggal mereka setelah sebelumnya kehilangan lebih dari dua pertiga nilai mata uang mereka akibat gejolak politik yang tak kunjung reda.


Meski demikian, mereka tak kehilangan empati dan simpatinya. Masyarakat Lebanon berduyun-duyun membantu membersihkan puing-puing pasca-terjadinya ledakan. Banyak yang ikut serta dalam kegiatan tersebut, dari berbagai lini lapisan masyarakat, mereka berbondong-bondong membersihkan jalan dari pecahan kaca, reruntuhan bangunan, dan lain sebagainya.


Beberapa pemilik hotel dan rumah yang tidak terkena dampak mempersilakan para korban yang rumahnya hancur untuk menempati tempatnya. Bantuan tak terbatas dari dalam negeri, melainkan juga banyak berdatangan dari negara-negara lain seperti Turki, Amerika, Rusia dan negara-negara lainnya, mulai dari bahan makanan, obat-obatan, hingga tenaga medis pun dikirimkan.


Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Lebanon mengadakan acara Yasinan dan Tahlil secara virtual dengan tajuk "Doa bersama untuk para Syuhada' Lebanon, Bumi Syam yang tengah berduka". Acara tersebut diselenggarakan pada Kamis (6/8) pukul 20.30 waktu Lebanon.


Acara yang digelar sebagai bentuk belasungkawa kepada penduduk Lebanon yang sedang ditimpa musibah ini diikuti oleh para mahasiswa Indonesia di Lebanon dan Pegawai KBRI Beirut. Selain Nahdliyin di Lebanon, ada juga beberapa Nahdliyin dari luar Lebanon yang turut berpartisipasi mengirim doa seperti dari Azerbaijan dan Indonesia. 


Usai acara utama, para peserta pun berganti berbincang santai dan saling bertukar kabar. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Beirut memastikan hanya ada satu Warga Negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban dengan luka ringan dan sudah kembali ke tempat tinggalnya, seluruh mahasiswa dalam kondisi aman. 


"Alhamdulillah acaranya berjalan dengan lancar. Meskipun secara online, namun tidak mengurangi rasa kekeluargaan di antara para mahasiswa di Lebanon. Maklum sudah lama tidak kumpul bareng karena Corona,” ujar Muhammad Gundar, Ketua Ikatan Mahasiswa Indonesia Global University (Image)  sekaligus aktivis PCINU Lebanon ini .


Gubernur Beirut Marwan Abboud mengatakan bahwa ledakan itu mengakibatkan nilai kerugian yang diperkirakan mencapai tiga hingga lima miliar dolar AS. Media pemerintah Lebanon (NNA) melaporkan bahwa 90 persen hotel di ibukota Lebanon telah rusak.


Ledakan tersebut menambah duka masyarakat Lebanon yang telah dirundung krisis ekonomi dan pandemi Corona yang kembali merebak. Ibarat pepatah, sudah jatuh tertimpa tangga.


Hingga saat ini, banyak warga turun ke jalan berdemo dan menyalahkan pemerintah atas kacaunya kondisi Lebanon saat ini. Mereka mengklaim bahwa ledakan dahsyat itu terjadi akibat lalainya pemerintah dalam mengawasi ribuan ton bahan kimia yang disimpan di dermaga dekat pusat Kota Beirut. Mereka menuntut pemerintah untuk segera berbenah diri dan menyelesaikan masalah secara tuntas.


Pewarta: Syakir NF

Editor: Fathoni Ahmad