Internasional

NU Malaysia Bangun Pondok Tampung Anak PMI

Kam, 26 November 2020 | 03:00 WIB

NU Malaysia Bangun Pondok Tampung Anak PMI

Selain untuk anak PMI, pondok ini terbuka juga untuk warga lokal Malaysia yang hendak belajar dan mengaji di dalamnya. (Foto: PCINU Malaysia)

Jakarta, NU Online
Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Malaysia saat ini tengah membangun Pondok Pesantren An-Nahdloh di Jalan Masjid Kg, Tanjung Sepat 42000 Banting, Selangor Darul Ehsan, Malaysia.

 

Mahfud Budiono, salah satu koordinator penggalangan dana, menjelaskan pondok ini dibangun guna mengakomodasi anak-anak Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang lahir di Malaysia.

 

"Tujuannya adalah untuk mengakomodir anak-anak pekerja migran Indonesia yang lahir di sini yang tidak mendapatkan pendidikan," ujarnya kepada NU Online, Rabu (25/11).

 

Pada tahap awal, pesantren ini menampung 30 sampai 50 santri yang sekarang ada di bawah bimbingan PCINU Malaysia dan Muslimat NU Malaysia. "Pondok ini sebenarnya bisa menampung antara 400-500 santri jika sudah selesai sepenuhnya," katanya.

 

Karenanya, selain dari anak PMI, pondok ini terbuka juga untuk warga lokal Malaysia yang hendak belajar dan mengaji di dalamnya.

 

Pembangunan ini dilakukan secara bertahap, mulai dari mushalla, rumah ustadz, hingga sekolah. "Pembangunan pondok ini akan bertahap. Tahap pertama adalah pembangunan mushala, kemudian rumah ustaz dan yang selanjutnya adalah sekolah," katanya.

 

Menurutnya, pembangunan saat ini sudah mencapai 70 persen. Sekitar lima sampai enam bulan lagi, pondok pesantren ini akan tegak berdiri.

 

"Sampai saat ini pembagunan tahap pertama sudah mencapai 70 persen dan Insyaallah akan selesai sepenuhnya lima sampai bulan lagi," katanya.

 

Pembangunan ini dibiayai oleh PCINU Malaysia bekerjasama dengan PNUKS dan Nahdiyin yang ada di Malaysia. Tak ketinggalan  juga semua badan otonom (banom).

 

Sejauh ini, penggalangan dana yang terbesar ialah Muslimat NU Malaysia yang diketuai oleh Mimin Mintarsih sekaligus bendahara pembangunan pondok. Diperkirakan, pembangunan ini menghabiskan dana RM 2 juta atau sekitar Rp6,5 miliar.

 

 

Pewarta: Syakir NF
Editor: Kendi Setiawan