Internasional

NA’AM Malaysia Eratkan Silaturahim dengan Para Tuan Guru Pondok

Sab, 27 Maret 2021 | 08:50 WIB

NA’AM Malaysia Eratkan Silaturahim dengan Para Tuan Guru Pondok

Peringatan Maulid oleh Pengurus Nahdlatul Ulama Malaysia (NA'AM) di Negeri Kedah. (Foto: dok. NA'AM)

Kedah, NU Online

Sedikit kelonggaran yang diberikan Pemerintah Malasysia selama usaha untuk membendung penyebaran Covid-19, dimanfaatkan Pengurus Nahdlatul Ulama Malaysia (NA’AM) Zona Utara (Negeri Kedah, Pulau Pinang dan Perak) untuk mengadakan kegiatan Maulid Nabi Muhammad saw. Kegiatan ini sekaligus sebagai upaya mengeratkan silaturrahim Tuan Guru pondok-pondok NA’AM Zona Utara.


Wakil Ketua NA’AM Malaysia Al-Fadhil Ustaz Helmi Assyafie menuturkan, majelis seperti ini dapat lebih mengeratkan silaturrahim antara tuan-tuan guru dan menguatkan perjuangan Ahlussunnah wal Jamaah.


“Acara seperti ini sangat patut diadakan bagi tujuan untuk menyambung hubungan silaturahim sesama Tuan Tuan Guru Pondok dan sesama santeri Pondok,” Al-Fadhil Ustaz Ahmad Faiz Hafidzuddin.


Rangkaian acara yang diadakan di Pondok Gaja Mati Kedah ini dibuka oleh Habib Muhammad al-Mahdaly, diteruskan dengan bacaan Maulid Dhiyaul Limi’ dari kumpulan Banjari Da’watul Muhibbin, pimpinan Gus Husaini daripada Pulau Pinang.


Dalam kegiatan ini, Tuan Guru dari berbagai pondok memberi sambutan, di antaranya adalah Tuan Guru Haji Zulkifli, Pengasuh Pondok Sungai Dedap. Kemudian Tuan Guru Haji Sobir, Pengasuh Pondok Tanjong Kapur, Mustasyar NA’AM Negeri Kedah.


Lalu Habib Muhammad al-Jufry. Habib Muhammad al-Mahdaly. Acara puncak adalah Mauidhoh Hasanah oleh Tuan Guru Haji Wan Izzuddin bin Wan Ibrahim. Beliau sebagai tuan rumah acara ini dan sekaligus sebagai Mustasyar Nahdlatul Ulama Malaysia.


Tuan Guru Haji Sobir menernagkan tentang pentingnya menjaga akidah ahli sunnah wal jamaah khususnya dalam menguasai ilmu kalam. Mengirimkan anak-anak belajar di pondok-pondok untuk menjadi penerus dan menjaga persatuan antara para ulama di saat zaman umat yang hampir hilang bergantung, serta para ulama jangan terlalu terlibat aktif dalam berpolitik praktis.


Sementara itu, taushiyah yang disampaikan oleh Habib Al-Mahdaly banyak menceritakan tentang asal usul terbentuknya Nahdlatul Ulama diawali dengan gerakan Tashwirul Afkar, Nahdlatul Wathan, Nahdlatul Tujjar. Melalui Hadhratussyeikh KH Muhammad Hasyim Asy’ari yang mendapat restu dan amanat dari gurunya Syeikhona Kholil Bangkalan untuk mendirikan Jamiyyah Nahdlatul Ulama.


Menurutnya, kisah-kisah seperti ini patut diangkat di dalam acara seperti ini, agar ulama-ulama pondok yang bernaung di dalam NA’AM tahu betapa barokahnya NU dan NA’AM ini.


Hal itu, tandasnya, karena perasaan kekaguman Tuan Guru Haji Abdullah Fahim (Ulama NA’AM) terhadap sahabatnya, Hadhratussyeikh KH Hasyim Asy’ari, di mana berhasil menghalangi Wahabi meruntuhkan Kubur Nabi Muhammad melalui Jam’iyah Mubarakah NU.


Kontributor: Lazib Mustain

Editor: Fathoni Ahmad