Internasional

Muslimat NU Australia dan KJRI Perth Gelar Seminar Ketahanan Keluarga

Sen, 22 Februari 2021 | 03:30 WIB

Muslimat NU Australia dan KJRI Perth Gelar Seminar Ketahanan Keluarga

Suasana Seminar Pemberdayaan Peran Ibu sebagai Lembaga Pendidikan Perdana dalam Pelestarian Bahasa Indonesia di Perth, Western Australia, Ahad (21/2). (Foto: NU Online/Ridwan)

Perth, NU Online
Kaum ibu mempunyai kontribusi yang tidak kecil dalam melestarikan bahasa Indonesia dan budaya bangsa.  Sebab sebagai pembina rumah tangga, mereka memiliki peluang besar untuk menanamkan nilai-nilai budaya dan memperkenalkan bahasa Indonesia kepada anak-anak sejak dini.


Demikian diungkapkan Konsul Jenderal RI Perth, Dewi Tobing dalam sambutannya saat membuka Seminar Pemberdayaan Peran Ibu sebagai Lembaga Pendidikan Perdana dalam Pelestarian Bahasa Indonesia di Perth, Western Australia, Ahad (21/2).


Menurutnya, salah satu cara yang cukup  efektif untuk melestarikan eksistensi Bahasa Indonesia adalah melestarikan peran kaum ibu sebagai penjaga warisan budaya dan bahasa. Dari ibulah anak manusia kenal dengan budaya dan bahasa.


“Karena tiada yang lebih kuat berakar dalam benak seorang manusia, selain dari bahasa ibu,” ungkapnya.


Seminar ini diselenggarakan oleh Dharma Wanita Persatuan (DPW) KJRI Perth bekerjasama dengan Muslimat NU sebagai satu organisasi di bawah Pengurus Cabang Istimewa (PCI) NU Autralia-New Zeland wilayah Western Austalia. Seminar menghadirkan narasumber intelektual dan tokoh Ikatan Sarjana NU, Rachmah Ida dan Konsul/Kepala Bidang Penerangan dan Sosial-Budaya KJRI Perth, Nanda Avalist.


Dalam pemaparannya, Rachmah Ida menekankan pentingnya peran ibu sebagai pendidik perdana dan utama di lingkungan keluarga. Katanya, kaum ibu bukan hanya sebagai sosok yang bertanggung jawab untuk membesarkan anak-anaknya, tapi juga punya kewajiban untuk mentransfer nilai-nilai luhur budaya bangsa, termasuk pelestarian bahasa, bagi anggota keluarganya.


“Ibu bukan hanya sebagai medium komunikasi namun sekaligus sebagai pelaku proses transmisi nilai-nilai budaya bangsa dan Bahasa Indonesia,” ulasnya.


Sedangkan Nanda Avalist menggarisbawahi peran Ibu sebagai pelestari warisan budaya dan bahasa berbanding lurus dengan upaya menjaga identitas bangsa. Sebab bahasa menunjukkan bangsa. Peran ibu adalah kunci bagi pembentukan  generasi muda menuju pribadi  yang berkarakter mulia, cakap, dan kompeten.


“Serta sanggup berdiri tegak dalam interaksi antar bangsa di tengah konteks pergaulan global yang multi kultural,” ungkapnya.

 

Sementara itu,   dalam laporannya, Ketua Panitia sekaligus Ketua DWP KJRI Perth, Novita Avalist menyampaikan bahwa acara itu merupakan bagian dari seri Seminar Ketahanan Keluarga yang telah diselenggarakannya sejak tahun 2020. Melalui kegiatan tersebut diharapkan timbul kesadaran betapa pentingnya pemberdayaan kaum ibu Indonesia, khususnya dalam rangka penguatan dan pelestarian bahasa Indonesia, terlebih bagi warga yang berada di tanah rantau.


“Sekaligus mendukung program kerja Perwakilan RI (di Australia) untuk memperkuat Bahasa Indonesia di wilayah akreditasi,” paparnya.


Kegiatan yang dihadiri lebih dari 100 peserta tersebut digelar untuk menyemarakkan peringatan Hari Bahasa Ibu Internasional yang jatuh pada tanggal 21 Februari 2021.


Yang menarik, kegiatan seminar tersebut juga diisi dengan atraksi seni budaya dan tarian oleh murid-murid  Madrasah Darul Ma’arif NU Western Australia. Dengan mengenakan busana khas berbagai daerah, mereka menampilkan tarian yang memukau sekaligus menunjukkan keragaman  budaya bangsa Indonesia.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin