Menyelami Museum Nabi Muhammad Berteknologi Canggih di Puncak Zamzam Tower
NU Online · Kamis, 29 Mei 2025 | 16:30 WIB

Beberapa visual dari Museum Internasional Biografi Nabi Muhammad di Zamzam Tower, Makkah, Arab Saudi, 27 Mei 2025. (Foto: MCH 2025)
Patoni
Penulis
Makkah, NU Online
Biografi Nabi Muhammad SAW sudah banyak termaktub dalam berbagai kitab atau buku dan disajikan dalam sejumlah bahasa dunia. Tak hanya ditulis oleh Sejarawan Muslim, tetapi juga banyak diulik oleh Sejarawan-Sejarawan top dunia. Hal itu sudah cukup menunjukkan bahwa Nabi Muhammad merupakan tokoh penting dalam sejarah kehidupan manusia.
Lalu, seperti apa ketika sejarah hidup Rasulullah dirangkum dalam sebuah museum berbasis teknologi digital? Itulah yang disajikan dalam Museum Internasional Biografi Nabi Muhammad yang terletak di dekat Masjidil Haram, Makkah, tepatnya berada di empat lantai teratas di Clock Tower atau Abraj Al Bait atau jamaah haji Indonesia menyebutnya Zamzam Tower.
Hal itu menjadikan Museum Nabi Muhammad merupakan museum tertinggi di dunia. Museum ini terletak di lantai 154 hingga 157 Menara Jam Makkah dengan luas total sekitar 1.200 meter persegi.
Karena berbagai artefak sejarah Nabi disajikan secara digital, di museum tak ada koleksi barang kuno. Namun, visual yang disajikan dengan teknologi canggih bisa membuat pengunjung serasa masuk dan menyelami ke era kehidupan Nabi Muhammad.
Pengunjung dapat menikmati visual sejarah Nabi Muhammad dengan teknologi augmented reality (AR) dan virtual reality (VR). Koleksi digital yang tersedia mencakup berbagai artefak, manuskrip, dan replika benda-benda bersejarah yang telah didigitalkan untuk memudahkan akses dan pelestarian.Â
Baca Juga
Sistem Akustik Canggih di Masjidil Haram
Tim Media Center Haji (MCH) Kementerian Agama RI berkesempatan mengunjungi museum The INTL Museum of The Prophet's Biography atas undangan dari General Authority of Media Regulation dan Royal Commision for Makkah City and Holy Sites, Selasa (27/5/2025). Undangan yang sama juga diberikan kepada jurnalis sejumlah negara seperti Malaysia, Turki, Nigeria hingga Suriah.
Ketika awal masuk museum, pengunjung bakal mendapat penjelasan tentang keesaan Allah hingga sejarah singkat nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW. Setelah itu, pengunjung bakal masuk ke ruangan dengan maket atau simulasi suasana kota Makkah saat Nabi Muhammad lahir.
Dalam museum yang pertama kali dibuka untuk umum sejak 2019 ini, pengunjung bakal mendapat penjelasan detail tentang lokasi-lokas bersejarah, mulai dari rumah kelahiran nabi, rumah istri Nabi, Khadijah, rumah sahabat-sahabat Nabi, hingga lokasi penting dalam sejarah kehidupan Nabi dan perkembangan Islam. Lampu akan menyorot maket yang sesuai dengan kisah yang sedang diceritakan.
Misalnya, lampu akan menyorot ke maket Gua Hira saat penjelasan tentang turunnya wahyu atau ayat pertama dalam Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad. Selain itu, ada juga peta yang menunjukkan perjalanan Nabi Muhammad beserta para sahabatnya saat hijrah dari Makkah ke Madinah.
Setelah itu, di museum dengan ribuan pengunjung tiap bulannya ini pengunjung akan diajak melihat kehidupan dan suasana Kota Madinah ketika Nabi Muhammad tiba setelah hijrah dari Makkah. Maket Madinah era kehidupan Rasulullah itu menunjukkan rumah sederhana Nabi bersama Aisyah serta rumah Nabi bersama istri-istrinya yang lain.
Diketahui, Nabi membuat rumah untuk setiap istrinya di sekitar Masjid Nabawi. Maket itu juga menunjukkan lokasi penting dalam sejarah Islam, seperti Masjid Quba, Masjid Nabawi, lokasi perang Uhud hingga lokasi tempat Nabi bersama para sahabatnya mendiskusikan berbagai persoalan.
Museum ini juga dilengkapi layar interaktif yang dapat menampilkan beragam informasi mulai dari pakaian favorit Rasulullah hingga peralatan yang digunakan Nabi Muhammad dalam berbagai momen. Pemandu museum menyebut ada sekitar 50 ribu informasi tentang Nabi yang ditampilkan di museum ini.
Pemandu museum menyebut informasi yang ditampilkan ini berasal dari Al-Qur'an hingga hadis. Ada juga penjelasan tentang peran besar wanita dalam perkembangan Islam hingga sikap Nabi dalam hubungan dengan orang-orang non-muslim.
"Nabi Muhammad SAW selalu bersikap baik kepada siapa saja, termasuk orang yang bukan Muslim. Jadi kita harus meniru yang dilakukan Nabi," ucap pemandu museum yang mendampingi rombongan jurnalis.
Berikutnya, pengunjung akan dibawa melihat replika mimbar khotbah yang digunakan Nabi Muhammad. Mimbar ini terdiri dari tiga tingkatan. Nabi biasanya berdiri di tangga kedua untuk ceramah dan duduk di tangga ketiga.
Museum ini juga dilengkapi ruang imersif dan ruang bioskop. Ruang imersif akan menampilkan bentuk dan bagian dalam rumah Nabi bersama Aisyah. Rumah itu sangat sederhana. Hanya ada satu dipan dan lantainya dari tanah. Di rumah sederhana itulah Nabi wafat dan dikebumikan.
Video imersif itu menampilkan cerita saat Nabi meninggal di sisi Aisyah. Aisyah disebut tetap tinggal di rumah itu setelah Nabi meninggal. Kisah yang diceritakan serta tampilan video imersif situasi rumah Nabi membuat sejumlah pengunjung terharu.
Sahabat Nabi, Abu Bakar, juga dimakamkan di sebelah makam Rasulullah. Aisyah kemudian membuat batas antara makam Nabi dan Abu Bakar dengan ruang tempatnya beraktivitas.Â
Selain Abu Bakar, Umar juga dimakamkan di rumah itu. Makamnya tepat berada di sebelah pusara Abu Bakar. Aisyah sendiri dimakamkan di Pemakaman Baqi saat meninggal dunia.
Setelah Aisyah wafat, rumahnya ditutup untuk menjaga kondisi makam Nabi, Abu Bakar dan Umar. Seiring berkembangnya Islam dan perluasan Masjid Nabawi, rumah Aisyah pun dilapisi dengan lima dinding berbentuk pentagon. Makam Nabi Muhammad masih berada di dalam kompleks Masjid Nabawi hingga kini.
Selain kisah Nabi Muhammad, museum ini juga dilengkapi ruang bioskop yang menampilkan kisah Nabi Ibrahim membangun Ka'bah. Kisah munculnya sumur Zamzam saat usai Hajar berjalan dari Shafa-Marwah hingga berkembangnya kehidupan di Makkah juga diceritakan lewat animasi yang detail.
Bagi jamaah bisa membeli tiket masuk museum ini seharga SAR 70 atau setara Rp300 ribu. Museum ini menyajikan informasi lewat teknologi terbaru. Jamaah Indonesia dapat memilih tur berbahasa Indonesia. Namun, setiap ruang visual dilengkapi dengan informasi multibahasa, termasuk bahasa Indonesia, untuk memudahkan pemahaman bagi pengunjung dari berbagai negara.
Selain pameran, museum ini juga menyediakan ruang untuk kajian dan ceramah yang menghadirkan ulama dan Sejarawan terkemuka. Program edukasi ini dirancang untuk memperdalam pemahaman pengunjung tentang ajaran Islam dan relevansinya dalam kehidupan modern.
Dengan demikian, mengunjungi Museum Nabi Muhammad di Zamzam Tower bukan hanya sekadar perjalanan wisata, tetapi juga pengalaman yang dapat menambah iman dan pengetahuan.
Terpopuler
1
Idul Adha Berpotensi Tak Sama, Ketinggian Hilal Dzulhijjah 1446 H di Indonesia dan Arab Berbeda
2
Khutbah Jumat: Menggali Hikmah Ibadah Haji dan Kurban
3
Khutbah Jumat: Menggapai Pahala Haji Meskipun Belum Berkesempatan ke Tanah Suci
4
Pemerintah Tetapkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025 M
5
Hilal Terlihat, PBNU Ikhbarkan Idul Adha 1446 H Jatuh pada Jumat, 6 Juni 2025
6
Niat Puasa Dzulhijjah, Raih Keutamaannya
Terkini
Lihat Semua