Amman, NU Online
Para menteri luar negeri negara-negara yang tergabung dalam Liga Arab menyeru kepada dunia internasional untuk mengakui Yerusalem Timur sebagai ibu kota Palestina. Mereka berupaya untuk membatalkan keputusan sepihak Presiden Amerika Serikat yang memutuskan Yerusalem sebagai ibu kota Israel.
Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi menjadi tuan rumah sebuah komite yang terdiri dari menteri-menteri luar negeri negara Arab seperti Mesir, Maroko, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Palestina. Pertemuan tersebut digelar di Amman pada Sabtu, (6/1). Agenda besarnya adalah mendiskusikan bagaimana respon Liga Arab terhadap keputusan sepihak Trump atas Yerusalem.
Sebuah komite yang dibentuk sehari setelah Trump mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel ini berharap bisa membalikkan keputusan Trump dan menegaskan kepada dunia bahwa keputusan tersebut tidak memiliki dasar hukum.
"Kami memiliki permintaan khusus, yang terpenting adalah pengakuan atas negara Palestina dengan Yerusalem sebagai ibukotanya sesuai dengan (Resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa) 4 Juni 1967," katanya seperti dikutip Aljazeera.
Safadi menyebutkan, pertemuan para menteri luar negeri tersebut akan membuat rekomendasi dan pertemuan lebih lanjut pada akhir bulan ini sehingga negara-negara Liga Arab bisa ikut bergabung semua.
Keputusan sepihak Trump tersebut menimbulkan berbagai macam kecaman dari banyak pemimpin di berbagai negara, utamanya negara-negara di Timur Tengah dan juga dari Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (MU PBB).
Berbagai cara terlah dilakukan untuk menentang keputusan Trump tersebut. Pada 21 Desember tahun lalu, MU PBB menggelar voting terkait dengan keputusan Trump itu. Hasilnya, 128 negara menentang keputusan Trump tersebut, 9 negara termasuk Amerika Serikat menolak resolusi PBB tersebut, dan 35 negara lainnya absen. (Red: Muchlishon Rochmat)