Internasional

Israel Tembak Seorang Tunarungu Palestina di Pos Pemeriksaan Qalandiya

Sel, 18 Agustus 2020 | 01:30 WIB

Tepi Barat, NU Online
Pasukan Keamanan Israel menembak dan melukai seorang warga Palestina tunarungu yang tidak bisa mendengar perintah untuk berhenti di pos pemeriksaan Tepi Barat yang diduduki. 


Juru bicara pihak kepolisian, Micky Rosenfeld, menceritakan, warga Palestina berusia 60 tahun itu berjalan di persimpangan Qalandiya di utara Yerusalem. Hanya mobil yang diizinkan untuk melintas di area itu, sementara pejalan kaki tidak.

 

Diberitakan Aljazeera, Senin (17/8), Rosenfeld mengatakan kalau pasukan keamanan meminta tunarungu Palestina tersebut untuk berhenti. Namun karena tidak bisa mendengar, seorang tunarungu Palestina tersebut terus saja berjalan mendekati Pasukan Keamanan Israel. 


Pasukan keamanan kemudian menembak tunarungu tersebut tepat di kakinya. Setelah itu, kata Rosenfeld, petugas baru mengetahui kalau orang tersebut tidak bisa mendengar atau pun berkomunikasi.


Sebelumnya, tiga bulan lalu, polisi Israel menembak dan membunuh seorang warga Palestina berusia 32 tahun yang mengalami autisme parah. Laki-laki tersebut dikejar polisi perbatasan Israel hingga ke sebuah sudut di Kota Tua Yerusalem. Polisi Israel kemudian melepaskan tembakan ketika laki-laki tersebut meringkuk di samping tempat sampah, setelah dikira sebagai penyerang.


Insiden itu memicu kritik keras dan seruan kepada polisi Israel untuk mengubah pedoman penembakan dengan mempertimbangkan para disabilitas. Kelompok hak asasi manusia dan warga Palestina sudah lama menuduh Israel menggunakan kekuatan yang berlebihan.


Seorang anggota Parlemen keturunan Arab Israel, Heba Yazbak,  mengatakan, insiden yang terjadi pada Senin itu merupakan salah satu gambaran bagaimana pasukan keamanan Israel begitu membahayakan kehidupan manusia.


“Pertama mereka menembak, dan kemudian mengeceknya. Penembakan terhadap seorang tunarungu Palestina yang tidak bersalah adalah contoh lain dari kemudahan pasukan keamanan Israel bisa membahayakan nyawa manusia,” katanya.


Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan