Internasional

Gus Fahrur Ungkap Keinginan PCINU Jepang Dirikan Pesantren

Kam, 4 Mei 2023 | 19:00 WIB

Gus Fahrur Ungkap Keinginan PCINU Jepang Dirikan Pesantren

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menghadiri acara halal bihalal di Masjid NU At-Taqwa di Koga Ibaraki, Jepang, pada Rabu (3/5/2023) kemarin. (Foto: Dok. PCINU Jepang)

Jakarta, NU Online

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur menghadiri acara halal bihalal di Masjid NU At-Taqwa di Koga Ibaraki, Jepang, pada Rabu (3/5/2023) kemarin. 


Acara itu digelar dan dihadiri oleh sekitar 200 warga NU, termasuk para Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang yang sebagian besar berdomisili di Tokyo.


Pada pertemuan itu, Gus Fahrur bersama jajaran PCINU Jepang menggelar acara makan bersama, dilanjut pengajian dan sesi tanya jawab. Diskusi berjalan cukup hangat karena membincang berbagai persoalan yang dihadapi warga NU di Jepang.


Gus Fahrur pun mengungkap keinginan PCINU Jepang yang akan mendirikan pesantren di negara berjuluk Negeri Sakura itu. Bahkan, para pengurus NU di sana sudah membayar uang muka untuk pembelian sebidang tanah yang akan diubah menjadi bangunan pesantren. 


"Mereka ingin mendirikan sebuah pesantren di daerah Ibaraki dalam rangka untuk mendidik generasi muda atau anak-anak NU yang ada di Jepang. Kemarin sudah DP pembelian tanah di Ibaraki untuk rencana pembangunan pesantren," kata Gus Fahrur kepada NU Online, Kamis (4/5/2023).


Pendirian pesantren itu menjadi sangat perlu dilakukan mengingat terdapat sangat banyak warga NU yang kini bermukim di Jepang. Gus Fahrur menyebut, ada sekitar 150 ribu lebih warga NU di sana. "Sehingga perlu wadah untuk mendidik anak-anak di pesantren," katanya.   


Di dalam pertemuan halal bihalal yang dilanjut dengan agenda pengajian itu, Gus Fahrur menyampaikan tentang pentingnya berdakwah ala NU di Jepang dengan ilmu. Ia mengaku memberikan banyak solusi terhadap permasalahan yang dihadapi warga NU di Jepang. 


"Lebih penting lagi saya mengingatkan, kegiatan-kegiatan pengajian di forum-forum NU di masjid juga di forum online supaya digiatkan agar mereka semakin paham tentang agama Islam," katanya. 


Berdasarkan cerita dari para pengurus dan warga NU di Jepang, Gus Fahrur menyebut bahwa sudah banyak Nahdliyin yang berdiam diri di sana lebih dari 10 tahun, bahkan ada yang sudah 30 tahun. Hal itu membuat mereka rindu dengan suasana rohani sebagaimana yang dilakukan warga NU di Indonesia.


"Mereka merindukan suasana rohani yang dilakukan seperti yasinan, tahlilan, dan doa bersama, juga pengajian-pengajian," ucap Gus Fahrur.


Karena kerinduan itulah, Nahdliyin di Jepang sangat berharap ada kiai NU yang bersedia untuk tinggal atau menetap di sana dan mengajarkan ilmu agama. 


"Karena mereka rata-rata itu para pegawai dan mahasiswa yang tidak bisa full untuk memberikan pengajaran secara penuh," ujar Pengasuh Pesantren Annur 1 Bululawang, Malang, Jawa Timur itu.


Bertemu Tokoh Muslim Jepang

Di momen halal bihalal itu, Gus Fahrur bertemu dengan salah seorang tokoh Muslim Jepang Prof Ahmad Maeno yang tampil membawakan qasidah burdah dalam bahasa Jepang. 


"Dia membawakan qasidah burdah dalam bahasa Jepang dan mengajak masyarakat untuk tetap istiqamah menjalankan ibadah," tutur Gus Fahrur.


Diungkapkan Gus Fahrur, Prof Ahmad Maeno merupakan seorang tokoh Muslim Jepang yang sudah belajar bahasa arab dan keagamaan selama 6 tahun di Suriah. 


"Dia orang yang sangat memperhatikan ilmu tasawuf dan sudah menerjemahkan kitab Bidayatul Hidayah ke dalam bahasa Jepang. Dia selalu memegang tasbih, melakukan wirid. Dia tertarik juga dengan NU," kata Gus Fahrur.


Karena Prof Ahmad Maeno tertarik dengan NU, maka Gus Fahrur pun memberikan hadiah berupa buku kumpulan kitab karya pendiri NU Hadratussyekh KH Hasyim Asy'ari. 


"Dia antusias sekali dan ingin menerjemahkannya ke dalam bahasa Jepang," ucap Gus Fahrur.


Pelantikan MWCINU Kyoto-Shiga

Saat di Jepang kemarin, Gus Fahrur juga menghadiri agenda pelantikan Majelis Wakil Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (MWCINU) Kyoto-Shiga. Kini, PCINU Jepang tercatat sudah memiliki 11 MWCINU.  
 

"Di Jepang ini PCINU cukup aktif mendirikan MWC-MWC. Kemarin di Kyoto saya melantik atau mengukuhkan pengurus MWCINU," ucap Gus Fahrur.


Acara pelantikan MWCINU Kyoto-Shiga itu dihadiri juga oleh Konsul Jenderal Indonesia di Osaka Diana Emilla Sari Sutikno. Kemudian dilanjut dengan acara ramah tamah. 


Pada kesempatan pelantikan itu, Gus Fahrur mengajak para pengurus NU di Kyoto-Shiga untuk tetap istiqamah dan terus mensyiarkan paham Ahlussunnah wal Jamaah.
 

"Saya mengajak semua teman-teman (WNI di Jepang), khususnya para buruh migran untuk bergabung dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh jamiyah NU," pungkas Gus Fahrur. 


Pewarta: Aru Lego Triono

Editor: Fathoni Ahmad