Internasional

PCINU Jepang Bimbing Warga Finlandia Masuk Islam di Masjid Nusantara

Sel, 18 Juni 2019 | 08:15 WIB

Jakarta, NU Online
Jukka Antero Kautonen datang bersama calon istrinya Sarah Sabrina di Masjid Nusantara Akihabara, Tokyo, Jepang pada Senin (17/6). Jukka berikrar masuk Islam di masjid yang baru diresmikan pada 28 April 2019 lalu itu.

Muhammad Anwar, penanggung jawab Masjid Nusantara, menuturkan bahwa Imam Besar Masjid Nusantara Dadang Jaelani membimbing langsung pria asal Finlandia itu melafalkan syahadat di depan para saksi.

"Tadi dibimbing Imam Besar Masjid Nusantara Bapak Dadang Jaelani," katanya kepada NU Online.

Menurut penuturan Jukka dan Sarah, kata Anwar, pria kelahiran September 1968 itu sebelumnya sudah berikrar mengucapkan syahadat di masjid lain. Namun, belum mendapatkan sertifikat resmi perpindahan agamanya.

Karenanya, keduanya mendatangi Masjid Nusantara guna mendapatkan sertifikat resmi kemualafannya. "Sudah bersyahadat di masjid lain tp tidak dapat sertifikat maka mereka datang ke Masjid Nusantara untuk bersyahadat lagi," katanya.

Anwar menjelaskan bahwa Masjid Nusantara berhak menerbitkan sertifikat tersebut secara resmi melalui Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Jepang. Hal itu mengingat organisasi PCINU Jepang telah terdaftar resmi di pemerintahan Jepang.

"Kami mengeluarkan sertifikat karena NU Jepang sudah resmi dan berbadan hukum di Negara Jepang," ujar pria yang juga Ketua Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Sedekah Nahdlatul Ulama (LAZISNU) Jepang itu.

Kedua sejoli itu, kata Anwar, akan menikah di Indonesia mengingat istrinya berasal dari Jakarta, Indonesia. "Mereka bilang akan nikah di Indonesia," katanya.

Di Negeri Sakura, perempuan kelahiran Jakarta 36 tahun yang lalu itu berprofesi sebagai pekerja kantoran.

Anwar juga menyampaikan bahwa sejak diresmikan pada akhir April lalu, sudah ada empat orang yang masuk Islam di masjid yang terletak sekitar 4 km dari Istana Kekaisaran Tokyo itu.

"Bulan pertama diresmikan satu orang, bulan kedua dua orang, dan ini bulan ketiga baru satu orang. Jadi total empat orang," pungkas Nahdliyin yang sudah cukup lama tinggal di negeri yang kini baru dipimpin oleh Kaisar Naruhito itu. (Syakir NF/Fathoni)