Internasional

Difteri, Wabah Baru di Pengungsian Rohingya

NU Online  ·  Senin, 8 Januari 2018 | 10:00 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Pelaksana Indonesia Humanitarian Alliance (IHA) Ali Yusuf mengatakan, saat ini timnya sedang fokus menangani pelayanan kesehatan untuk pengungsi Rohingya di wilayah perbatasan Bangladesh. Salah satu penyakit yang banyak menyerang pengungsi adalah difteri.

“Difteri tidak hanya di Indonesia, sekarang di pengungsi Bangladesh juga menjadi wabah, ” kata Ali kepada NU Online di Jakarta, (8/1).

Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana dan Perubahan Iklim Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (LPBI PBNU) ini menuturkan, Tim IHA juga mengembangkan mobil klinik untuk memaksimalkan pelayanan kesehatan kepada para pengungsi.  

“Klinik yang berjalan. Bentuknya bisa mobil, bisa yang lain. Dalamnya dilengkapi dengan alat-alat dan penanganan. Mobilnya sudah ada dari beberapa lembaga anggota IHA, tinggal nunggu izin operasi,” ujarnya. 

Menanggapi isu yang berkembang di media terkait dengan akan lahirnya 48 ribu bayi di pengungsian tahun ini, Ali menjelaskan belum ada diskusi soal itu di Inter Sector Coordination Group (ISCG), sebuah grup kesehatan bentukan Organisasi Kesehatan Dunia Perserikatan Bangsa-Bangsa (WHO UN) yang terdiri dari tim pelayanan kesehatan dari berbagai lembaga.

“Kalau ini menjadi isu WHO, dan seluruh grup menyepakati untuk menangani ini, saya kira IHA akan ikut,” jelasnya.

Rencana awal, imbuh Ali, IHA akan beroperasi di Bangladesh selama enam bulan, dimulai dari Oktober 2017 sampai Maret 2018. Namun, melihat kondisi yang terjadi di lapangan hingga saat ini yang belum jelas, maka IHA akan memperpanjang masa baktinya di Bangladesh. 

“Dalam waktu dekat kami akan perluasan atau perpanjangan program,” jelasnya.

Tim medis IHA beroperasi di wilayah Jamtoli. Ada 48.845 pengungsi yang tinggal di wilayah ini. Hingga saat ini, Tim medis IHA sudah menangani 2900 kasus difteri. Untuk mencegah agar persebaran difteri tidak meluas, Tim IHA sedang menggalakkan pemberian vaksi untuk para pengungsi. (Muchlishon Rochmat)