Internasional

Corona, Sultan Selangor Tiadakan Shalat Tarawih di Seluruh Masjid

Jum, 17 April 2020 | 06:30 WIB

Corona, Sultan Selangor Tiadakan Shalat Tarawih di Seluruh Masjid

Penghentian aktivitas, termasuk Tarawih selama Ramadhan, di seluruh masjid di Selangor tersebut akan berlangsung hingga 31 Mei mendatang. (Ilustrasi)

Shah Alam, NU Online
Sultan Selangor Sharafuddin Idris Shah telah menerbitkan dektrit yang memperpanjang penghentian sementara aktivitas di seluruh masjid—termasuk mushala dan surau—di wilayah negara bagian Malaysia itu. Ini dilakukan untuk menghentikan penyebaran virus corona (Covid-19).

Penghentian aktivitas di seluruh masjid di Selangor tersebut akan berlangsung hingga 31 Mei mendatang. Dengan aturan ini, maka tidak ada shalat berjamaah dan shalat Jumat di seluruh masjid dalam rentang waktu itu. Pun, dengan shalat tarawih. 

"Shalat Jumat harus diganti dengan Shalat Dzuhur (di rumah), sementara shalat tarawih selama Ramadhan ini harus dilakukan di rumah," kata Sekretaris Pribadi Sultan Sharafuddin Idris Shah, Mohamad Munir Bani, diberitakan Malaysiakini, Kamis (16/4).

Bani menambahkan, arahan terbaru akan dikeluarkan manakala situasi pandemi Covid-19 bisa diselesaikan lebih cepat dari batas waktu tersebut. Keputusan perpanjangan penghentikan itu diputuskan dalam rapat khusus antara Dewan Keagamaan Islam Selangor dan Departemen Agama Islam Selangor.

Menurut Bani, Sultan Sharafuddin meminta agar warga Selangor untuk mematuhi pedoman yang dikeluarkan Kementerian Kesehatan; tetap berada di rumah, menjaga kebersihan, dan menerapkan aturan jaga jarak (social distancing). Dikatakan, Sultan khawatir 6,5 juta warganya bisa terinfeksi virus corona jika langkah-langkah pencegahan tersebut tidak dilaksanakan secara serius. Dia juga prihatin dengan kabar tidak benar atau hoaks terkait virus corona yang menimbulkan kepanikan warga.

"Sultan Sharafuddin menyerukan warga terus mendoakan kesejahteraan rakyat dan negara," ajaknya, 

Pemerintah Malaysia juga melarang berbagai macam bentuk pasar Ramadhan, baik dengan sistem drive-through, bungkus untuk dibawa pulang, maupun pesan melalui aplikasi daring, di seluruh wilayah federal negeri itu pada bulan suci yang akan hadir sepekan lagi.  

Larangan ini disampaikan Menteri Kawasan Federal Tan Sri Annuar Musa, seperti diberitakan The Star, Kamis (16/4). "Ketiga metode itu telah dibahas secara menyeluruh, dan Dewan Keamanan Nasional (NSC) berpikir lebih baik tidak mengadakan pasar Ramadhan. Ini termasuk kedai kecil, untuk meminimalkan kendaraan di jalan," katanya.

Meski demikian, pemerintah masih mengizinkan pemberian makanan untuk sahur dan buka bagi mereka yang membutuhkan. Pemberian makanan itu nantinya akan dikelola oleh lembaga swadaya atau yayasan terkait. 

Berdasarkan data Worldometers, hingga sampai sekarang ada 5.182 kasus virus corona di Malaysia, di mana 84 meninggal dunia dan 2.766 orang dinyatakan sembuh.

Pewarta: Muchlishon
Editor: Kendi Setiawan