Internasional

Bangladesh Relokasi 1.778 Warga Rohingya ke Pulau Terpencil

Ahad, 31 Januari 2021 | 15:30 WIB

Bangladesh Relokasi 1.778 Warga Rohingya ke Pulau Terpencil

Warga Rohingya. (Foto: Reuters)

Dhaka, NU Online

Bangladesh memindahkan 1.778 lebih pengungsi Rohingya ke sebuah pulau terpencil di selatan negara itu dalam fase ketiga dari upaya relokasi.


Dikutip dari kantor berita Anadolu, proses relokasi tersebut dilakukan agar warga Rohingya punya tempat tinggal baru dan menetap. 


“Semua kapal yang membawa Rohingya dari kota pelabuhan selatan Chattogram berlayar Jumat pagi dan kami telah menyiapkan rumah kluster di pulau tempat Rohingya yang baru tiba akan menetap,” kata Komodor Abdullah Al-Mamun Chowdhury, direktur proyek pemukiman kembali Rohingya di Pulau Bhasan Char, Jumat lalu.

 


Desember lalu, Bangladesh merelokasi 3.446 pengungsi Rohingya ke pulau berlumpur di Teluk Benggala sekitar 50 kilometer di lepas pantai barat daya Bangladesh. Pulau ini rawan bencana alam dan menimbulkan risiko tinggi bagi penduduknya.


Namun, pihak berwenang Bangladesh mengklaim bahwa pengaturan tempat tinggal di pulau itu jauh lebih baik daripada kamp-kamp yang penuh sesak di Cox's Bazar, sebuah distrik yang saat ini ditempati 1,1 juta Rohingya tanpa kewarganegaraan.


Amnesty International mengungkapkan bahwa lebih dari 750.000 pengungsi Rohingya, sebagian besar perempuan dan anak-anak, melarikan diri dari Myanmar ke Bangladesh, sejak pasukan keamanan Myanmar melancarkan serangan ke komunitas Muslim minoritas di Rakhine pada 2017.

 


Menurut Badan Pembangunan Internasional Ontario (OIDA), sekitar 24.000 Muslim Rohingya dibunuh oleh pasukan Myanmar sejak 25 Agustus 2017.


Berbicara kepada Anadolu Agency, Komisaris Pengungsi Bangladesh Shah Rezwan Hayat mengatakan bahwa sejumlah besar warga Rohingya di Cox's Bazar secara sukarela bermigrasi ke pulau itu setelah mendengar fasilitas yang lebih baik di sana.


"Kami berkomitmen untuk memastikan kehidupan yang terjamin dari Rohingya di pulau itu sampai pemulangan mereka secara damai ke rumah mereka, negara bagian Rakhine Myanmar," tambah dia.


Berbagai organisasi internasional termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa telah menyatakan keberatan atas relokasi dengan alasan keamanan.


Pewarta: Fathoni Ahmad

Editor: Muchlishon