Dalam sebuah perjalanan Yogya-Solo, bus yang ditumpangi KH Wahab Hasbullah berhenti di Klaten. Cuaca sangat panas, sehingga para penumpang merasakan suasana gerah.
<>
Untung para penjual es segera datang. Mereka mengerumuni bus untuk menawarkan dagangannya. Es yang dijual sebetulnya bukan es seperti zaman sekarang, tapi hanya sejenis ‘cao’, sejenis minuman dari air sumur dengan diberi sirup pemanis dari gula Jawa.
Sirup-sirup itu selalu terbuka dan dikerumuni tawon-tawon. Maka tak jarang, beberapa tawon ikut masuk ke dalamnya.
Mbah Wahab yang sudah kehausan memesan segera ikut memesan es. Tanpa diteliti es tersebut langsung diminumnya.
Selang beberapa saat terasa ada yang aneh dalam lidahnya. Rupanya beberapa ekor tawon ikut masuk ke dalam mulutnya. Cepat-cepat dimuntahkannya, sambil kembali memesan pada penjual, “Malih nggih, mboten ngangge tawon!” (segelas lagi, nggak pakai tawon!).
(Ajie Namuddin, disarikan dari buku Mbah Wahab Hasbullah Kiai Nasionalis Pendiri NU karya KH Saifuddin Zuhri)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Akhir Safar, Songsong Datangnya Maulid
2
Gaji dan Tunjangan yang Terlalu Besar Jadi Sorotan, Ketua DPR: Tolong Awasi Kinerja Kami
3
Membaca Pajak Lewat Kacamata Fiqih NU
4
KPK Tetapkan Wamenaker Immanuel Ebenezer dan 10 Orang Lain sebagai Tersangka Dugaan Pemerasan Sertifikat K3
5
Ekoteologi dan Siri' na Pacce: Etika Lokal Atasi Krisis Lingkungan
6
Gempa Magnitudo 4,9 di Bekasi, Terasa di Jakarta
Terkini
Lihat Semua