Patoni
Penulis
Kopi tidak pernah lepas dari kehidupan Barno, pemuda desa yang belum lama merantau ke kota untuk bekerja di sebuah mal alat-alat listrik.
Hobinya menikmati kopi semakin terdukung dengan banyaknya penjual kopi di jalanan kota. Barno tergoda untuk menyinggahi setiap warung kopi.
Bersama rekan-rekan kerjanya, dia juga sesekali nongkrong di kafe-kafe yang menjual merek kopi mahal.
Suatu hari, harapan dia menyeruput kopi nikmat di sebuah kafe elit yang berdiri lawas cukup mengecewakan. Barno mendapati kopinya tidak enak. Rasanya tidak manis dan tidak pahit, tetapi asin.
Baca Juga
Humor Sufi: Menyelamatkan Bulan
“Saya baru pertama kali menikmati kopi tapi rasanya asin,” komplain dia ke pelayan kafe.
Merasa tidak terima dikomplain seperti itu, si pelayan berkata, “Apa? Tidak mungkin kopi kami asin. Kami sudah meracik kopi selama 50 tahun,” sergah si pelayan.
“Pantes, wong bikin kopinya sudah lama. Mestinya yang dijual kopi racikan baru,” ujar Barno. (Fathoni)
Terpopuler
1
Orang yang Dianjurkan Membuka Kain Kafan pada Pipi Jenazah saat Pemakaman
2
Khutbah Jumat: Pahala Surga bagi Orang yang Bisa Menahan Amarah
3
Timnas Indonesia VS Uzbekistan Malam Ini, Tentukan Tiket ke Olimpiade Paris 2024
4
Dua WNI Ini Gowes Sepeda 8 Bulan Demi Nonton Timnas Indonesia di Piala Asia U-23
5
Piala Asia U-23, PBNU Gelar Nobar Timnas Indonesia vs Uzbekistan Terbuka untuk Umum
6
Indonesia vs Uzbekistan U23: Keseruan Nobar di PBNU
Terkini
Lihat Semua