Doa

Doa ketika Mendengar Ayat Rahmat atau Ayat Siksa

Jum, 27 Oktober 2017 | 02:30 WIB

Doa ketika Mendengar Ayat Rahmat atau Ayat Siksa

Ilustrasi (Pixabay)

Al-Qur’an merupakan kitab suci yang diturunkan oleh Allah swt melalui Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw untuk disebarluaskan kepada segenap makhluk Allah. Selain sebagai petunjuk (hudan) bagi orang-orang yang bertakwa, Al-Qur’an juga memiliki fungsi sebagai pembeda (al-furqân) antara yang baik dan yang buruk. Hal ini ditegaskan dalam Q.S. Al-Furqon (25:1):

تَبَارَكَ الَّذِي نَزَّلَ الْفُرْقَانَ عَلَى عَبْدِهِ لِيَكُونَ لِلْعَالَمِينَ نَذِيرًا 

“Maha suci Allah yang telah menurunkan Al-Furqân (Al-Qur’an) kepada hamba-Nya, agar dia menjadi pemberi peringatan kepada seluruh alam,”

Selain itu, secara karakteristik, ayat-ayat Al-Qur’an juga memiliki corak “keberpasangan”, corak keberpasangan ini bisa kita temukan misalnya dalam hal fungsi Al-Qur’an sebagai kabar gembira (basyîran) bagi orang-orang mukmin, sekaligus ancaman (nadzîran) bagi orang kafir. Kita juga menemukannya dalam corak ayat-ayat Al-Qur’an yang cenderung memasangkan ayat rahmat dengan ayat siksa (adzab).

Terkait dengan ayat rahmat dan ayat adzab, Syekh Abu Bakar Syatho ad-Dimyathi dalam kitab I’ânatuth Thâlibîn (Beirut: Dar Ihya al-Kutub al-Islamiyyah, tt), juz I, hal. 166, telah meriwayatkan doa-doa yang disunnahkan untuk dibaca ketika kita membaca atau mendengarkan ayat-ayat tersebut.

Kesunnahan semacam ini berlaku baik ketika kita mendengarkannya di dalam sholat maupun di luar shalat, dan sebaiknya dibaca dalam kondisi suci, meskipun boleh juga dibaca dalam kondisi tidak memiliki wudhu. Doa-doa tersebut ialah:

Doa ketika mendengar ayat yang menerangkan rahmat:

رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأَنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِينَ

Rabbighfir warham wa Anta khairur râhimîn

“Ya Tuhanku, ampuni dan welasi aku, Engkau-lah Sebaik-baiknya Dzat Yang Penyayang.” 

Doa ketika mendengar ayat yang menerangkan siksa:

رَبِّ إِنِّيْ أَعُوْذُ بِكَ مِنَ الْعَذَابِ

Rabbi innî a’ûdzu bika minal ‘adzâb

“Ya Tuhanku, sesungguhnya aku berlindung pada-Mu dari adzab.”

Demikianlah, semoga bisa senantiasa kita amalkan. Wallâhu a’lam bi-shawâb. (Muhammad Ibnu Sahroji)