Cirebon, NU Online
Metode dakwah yang diterapkan oleh para ulama dan kiai terdahulu hampir selalu dilakukan secara pendekatan kultural yang mudah dicerna oleh masyarakat awam.
<>
Dalam catatan sejarah pesantren, para ulama dan kiai terdahulu tidak terlalu sibuk dengan dalil-dalil Al-Quran maupun hadits secara teks untuk mendukung mereka dalam melakukan syiar Islam di tengah-tengah masyarakat, yang terpenting bagi mereka adalah isi dan pesan-pesan keagamaan tersebut harus diperkenalkan dengan ramah dan mudah dicerna.
Demikian disampaikan KH Wawan Arwani Amin dari pesantren Buntet Cirebon saat berkesempatan menyampaikan ceramah keagamaan dalam acara peringatan haul Mbah Muqayyim, Mbah Ardi Sela, dan Mbah Muta’ad yang digelar oleh masyarakat sekitar makbarah desa Tuk Karangsuwung Kecamatan Lemahabang Kabupaten Cirebon. Ahad (1/6).
“Para ulama terdahulu sama sekali tidak membebani masyarakat dengan dalil-dalil secara tekstual untuk menyampaikan dakwahnya, bukan apa-apa, karena menurut para pendahulu kita lebih mementingkan isi dan makna dibandingkan dengan hal-hal yang bersifat simbol. Maka jangan salah jika tahlil, marhabanan, dan tradisi keagamaan lain dengan mudah diterima oleh masyarakat saat itu dan bertahan hingga sekarang,” ungkap kang Wawan.
Kang Wawan juga menambahkan, inilah perbedaan antara ulama pesantren dengan metode dakwah yang dilakukan orang-orang sekarang, pasalnya, banyak sekali kelompok yang menurutnya merasa berdakwah tentang Islam dengan serangkaian dalil tapi isi dan makna justru mereka tinggalkan, atau bahkan mengenalkan Islam dengan wajah yang tidak ramah dan berpotensi kekerasan.
“Tidak seperti orang-orang yang merasa paling Islam di era sekarang, mereka mengandalkan dalil yang itu-itu saja, tapi isi dan makna seolah mereka lupakan, sehingga Islam dimaknai secara tertutup dan selalu terkesan menyalahkan kelompok lain, juga dengan penuh nada yang provokatif dan berpotensi pada tindak kekerasan,” tambah Kang Wawan.
Selain malam puncak yang diisi oleh ceramah keagamaan, Haul Mbah Muqayyim, Mbah Ardi Sela dan Mbah Muta’ad tahun ini juga berisi serangkaian acara lain seperti sunatan massal, khotmil Quran, serta tahlil dan ziarah akbar ke makam para pendiri pesantren di Cirebon tersebut.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Sobih Adnan
Terpopuler
1
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
2
Jumlah Santri Menurun: Alarm Pudarnya Pesona Pesantren?
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
5
Badai Perlawanan Rakyat Pati
6
Sri Mulyani Sebut Bayar Pajak Sama Mulianya dengan Zakat dan Wakaf
Terkini
Lihat Semua