Daerah

UIN Wali Songo Harus Bersih dari Ideologi Terorisme

Jum, 30 Agustus 2019 | 15:00 WIB

UIN Wali Songo Harus Bersih dari Ideologi Terorisme

Sestama BNPT, Marsda TNI Adang Supriyadi di UIN Semarang

Semarang, NU Online
Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo Semarang, Jawa Tengah harus bersih dari agen rekrutmen kader teroris yang selalu bergentayangan untuk melakukan cuci otak di kalangan mahasiswa yang baru saja masuk kampus.
 
Sekretaris Utama Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (Sestama BNPT) Marsda TNI Adang Supriyadi mengatakan, para agen teroris biasanya menerjunkan para mentor di sekitar perguruan tinggi di awal tahun akademi, untuk mempengaruhi para mahasiswa baru untuk direkrut sebagai kader teroris.
 
“Kegiatan mentoring menjadi awal masuk pengaruh radikal dan teror yang diawali dengan cuci otak, karena itu harus diwaspadai hadirnya para mentor di sekitar kampus,” ujar Adang saat menyampaikan kuliah umum di hadapan 4.000 mahasiswa baru UIN Wali Songo Semarang tahun akademi 2019/2010 di Aula kampus III UIN Walisongo Semarang, Jumat (30/8).
 
Menurutnya, tidak semua mentor bertujuan baik, memang ada yang benar-benar berniat tulus untuk memberikan bimbingan kepada para mahasiswa, terutama mahasiswa baru yang baru saja masuk kampus.
 
Namun, lanjutnya,  ada mentor yang menyalahgunakan profesinya dengan menjadi agen rekrutmen teroris. Mahasiswa yang butuh bimbingan justru dicuci otaknya dan  dijerumuskan dalam aktivitas kegiatan kejahatan luar biasa itu.
 
Data yang dihimpun BNPT menyebutkan, yang terpapar radikalisme dan terorisme di lingkungan kampus selama ini tidak hanya mahasiswa saja, tetapi juga kalangan dosen, bahkan juga menyasar dosen yang sudah menyandang predikat guru besar, ini sangat memprihatinkan sekali.
 
Dia menambahkan, UIN Wali Songo sebagai PTN Islam harus mampu membentengi diri dari pengaruh radikalisme dan terorisme, sehingga kejahatan kemanusiaan luar biasa ini tidak sampai menyasar insan-insan akademik yang ada di dalamnya.
 
Akan lebih bagus lagi, tutur Adang, kalau UIN Wali Songo juga membentengi masyarakat di sekitar kampus, sekaligus mempersempit atau memarjinalkan para mentor yang bergentayangan di sekitar kampus.
 
"Dalam menjalankan aksinya, para mentor biasanya memanfaatkan posisi masjid kampus, mushala sekitar kampus dan tempat kos-kosan mahasiswa. Jadi gerakannya halus sekali, sehingga tidak terasa kalau seseorang itu sudah terpapar," tandasnya.
 
Wakil Rektor I UIN Wali Songo Prof H Muhsin Jamil, optimis para mahasiswanya termasuk mahasiswa baru yang baru saja masuk mampu memfilter diri, bahkan memfilter lingkungannya dari ancaman pengaruh radikal teror.
 
“Namun demikian, kewaspadaan dini tetap kami tekankan kepada mereka, bahkan di lingkungan pengajarpun, kewaspadaan dan deteksi dini kami intensifkan terus. Kampus ini harus bersih dari pengaruh ideologi yang tertolak oleh masyarakat internasional itu,” ujar Muhsin. 
 
Kontributor: Samsul
Editor: Muiz