Daerah

Sejumlah Pesantren di Jateng Terima Bantuan Listrik dari Pemerintah

Sel, 27 Agustus 2019 | 06:00 WIB

Sejumlah Pesantren di Jateng Terima Bantuan Listrik dari Pemerintah

PLTS di pesantren (foto: viva.co.id)

Semarang, NU Online
Sejumlah pesantren di Provinsi Jawa Tengah bakal menerima bantuan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) dari Pemerintah Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2019 ini.
 
Bantuan dari Pemprov Jateng berasal dari limbah kepada 26 pesantren yang tersebar di 12 Kabupaten di Jawa Tengah.
 
Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jateng Sujarwanto mengatakan, Jateng segera merealisasikan pemberian bantuan PLTS dan energi yang berasal dari limbah kepada 26 pesantren yang ada di Jateng.
 
“Setiap proyek PLTS akan membutuhkan biaya sebesar Rp800 juta per unit dan pemberian diprioritas untuk pesanren yang telah memiliki bangunan siap pasang, sedangkan untuk pembangkit listrik dari bahan baku gas kompos limbah diprioritaskan bagi Ponpes yang memiliki sebanyak 1.000 santri lebih,” ujarnya, Senin (26/8) di Semarang.
 
Pemerintah, lanjutnya, benar-benar mendukung proyek ini dengan memberikan bantuan dari sumber APBN dan Jateng segera merealisasikan. Bahkan saat ini sudah memasuki perencanaan yang  melibatkan akademisi dari Universitas Diponegoro (Undip).
 
"Sebanyak 26 pesantren yang memperoleh bantuan energi terbarukan itu tersebar di 12 kabupten d antaranya Banjarnegara, Magelang, Purworejo, Kebumen, Banyumas, Pati, Rembang, dan lainnya," jelasnya.
 
Dari sebanyak 26 pesantren itu, dia menambahkan tercatat 21 pesantren di antaranya yang memperoleh bantuan proyek PLTS, sedangkan sisanya 5 pesantren mendapatkan bantuan pembangkit listrik dari bahan baku gas kompos dari limbah tinja.
Dia menuturkan, untuk potensi energi terbarukan ini di Jateng cukup besar, bahkan dapat terlihat dari beberapa kantor dinas sudah menggunakan tenaga Surya.
 
Selain tenaga surya, tutur Sujarwanto, pemerintah juga telah memanfaatkan beberapa energi yang berasal dari limbah sampah seperti di Kabupaten Cilacap limbah ini diproduksi menjadi briket dan Kota Semarang diproduksi menjadi biogas.
 
Sujarwanto mengatakan, untuk produki briket limbah di Cilacap sudah dapat dimanfaatkan oleh PT Solusi Bangun Indonesia (SBI) dengan kapasitas daya tampung sebanyak 150 ton sampah per hari.
 
“SBI sudah melakukan trial dan hasilnya cukup bagus, dengan hasil uji coba briket ini memiliki kapasitas 3000-4000 kalori dan sangat cocok untuk kebutuhan bahan bakar pabrik semen sebagai pengganti batu bara,” tuturnya.
 
Jika proyek ini berhasil bagus, lanjutnya, ke depan diharapkan Jateng akan mengembangkan lebih besar lagi. Bahkan menjadi peluang bagi PLTU di Jateng untuk menggunakan produk briket dari sampah ini, sehingga pengolahan sampah bisa lebih optimal.
 
Kontributor: Samsul
Editor: Muiz