Daerah

Tunaikan Ibadah Yaumiyah dengan Istiqamah

NU Online  ·  Jumat, 4 Januari 2013 | 12:31 WIB

Jepara, NU Online
Kiai Nurul Musyafak pengasuh pesantren Roudlotul Hidayah desa Margoyoso kecamatan Kalinyamatan mengungkapkan sebagai muslim saat menunaikan ibadah yaumiyah dan usbuiyyah agar dilaksanakan dengan Istiqamah, secara berkesinambungan. Demikian dipaparkannya saat memberikan tausiyah kepada sejumlah anggota Jamiyyah Tiryaqul Mujarrab, Kamis (03/01).<>
 
Menurut Kiai Nurul ibadah yaumiyah dan usbuiyyah yang ia maksud yakni ibadah mahdhoh dan ghoiru mahdhoh

“Apabila kita menemukan semakin melemahnya muslim untuk semakin dekat kepada Allah itu disebabkan godaan zaman yang semakin membabi buta,” paparnya.
 
Disaat godaan zaman semakin merajalela ia menghimbau agar tetap ajeg, Istiqamah  menunaikan ibadah sesuai dengan keyakinan yang telah tertanam didalam hati.
 
Ia mencontohkan rutinitas yang dilakukan jamiyyah Tiryaqul Mujarrab yakni mendawamkan nadlam karya Syekh Mahmud Muhtar Asserboni. Kiai Nurul menjelaskan salah satu bentuk ibadah usbuiyyah tersebut bisa dimanfaatkan untuk wasilah kepada Wali Allah pada saat darurat. Semisal si fulan yang tersesat di hutan belantara.
 
Ya Rijalallah aghitsuni. Hai para wali Allah tolonglah hambamu ini.” Begitu contoh wasilah kepada para wali.
 
Dengan modal keyakinan dan kemantapan niscaya si fulan akan segera ditolong oleh Allah swt lewat makhluknya. Pada tingkatan golongan makrifat hal demikian terangnya malah menjadi kebiasaan. Semisal dengan mendatangi para wali untuk meminta makan. Seketika setelah meminta keluar dari makam banyak penziarah yang menawari makan.
 
Kiai Nurul menegaskan hal yang demikian bukanlah termasuk kufur dan syirik. Karena tidak menyekutukan Allah melainkan wujud saling tolong-menolong. Karenanya golongan-golongan yang hendak menggembosi tradisi NU perlu diwaspadai agar nantinya NU tetap lestari. 


Redaktur    : Mukafi Niam
Kontributor: Syaiful Mustaqim