Daerah

Tingkatkan Militansi Aswaja Guru NU dengan Bedah Buku

Sab, 26 September 2020 | 14:00 WIB

Tingkatkan Militansi Aswaja Guru NU dengan Bedah Buku

Kegiatan bedah buku oleh PC Pergunu Sidoarjo, Jatim. (Foto: NU Online/Ibnu Nawawi)

Sidoarjo, NU Online
Guru merupakan ujung tombak dalam upaya mengenalkan sejumlah materi pembelajaran kepada peserta didik. Membekali para pengajar dengan pemahaman Ahlussunnah wal Jamaah an-Nahdliyah akan melahirkan kader harapan di masa mendatang.
 
Harapan itulah yang ingin diraih Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (Pergunu) Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menggelar bedah buku Membumikan Ahlussunnah wal Jamaah Pegangan Guru NU karangan KH Asep Saifuddin Chalim.
 
“Kegiatan ini dalam rangka menguatkan militansi keaswajaan kepada masyarakat khususnya jamaah dan jamiyah yakni Nahdlatul Ulama,” kata Abdul Mujib, Sabtu (26/9). 
 
Ketua PC Pergunu Sidoarjo tersebut menjelaskan bedah buku yang digelar untuk menguatkan keilmuan keaswajaan dan militansi sebagai warga NU khususnya bagi para guru. 
 
Hadir sebagai narasumber adalah Rijal Mumazziq Z selaku Rektor Inaifas dengan tiga pembanding yaitu KH Sholeh Qosim selaku Katib Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Sidoarjo. Sedangkan pembanding kedua adalah H Maskun selaku Ketua PCNU Sidoarjo dan Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Hj Anik Maslahah.
 
Dalam pandangan KH Sholeh Qosim, perlu sosialisasi sejumlah keputusan NU baik di tingkat pusat sampai cabang. Hal tersebut penting apalagi dapat menyentuh para pengajar yang tentu saja bisa menyampaikan kepada peserta didik.
 
“Kita perlu mengupdate dan menyosialisasikan keputusan NU sebagai jamiyah untuk mengupdate informasi dan keilmuan kader khususnya para guru,” katanya.
 
Ketua PCNU Sidoarjo memberikan dukungan dan masukan atas terbitnya buku Membumikan Aswaja yang diinisiasi PC Pergunu Sidoarjo. Namun demikian, perbaikan demi kesempurnaan buku mutlak diperlukan.
 
“Buku ini adalah prestasi sebagai tambahan literasi kepada warga NU. Kendati demikian ada beberapa catatan yang nantinya dapat ditambahkan sebagai penyermpurnaan buku supaya pembahasan lebih matang lagi. Karenanya nantinya hendaknya ada edisi revisi,” pesan H Maskun.
 
Anik Maslahah memberikan apresiasi atas terbitnya buku ini dan berharap para guru NU bisa mempunyai karya serupa untuk menguatkan dan memperjuangkan ajaran Ahlussunnah waljamaah an-Nahdliyyah. 
 
Rijal Mumazziq Z sebagai pemantik dalam pemaparannya mengingatkan, perlunya guru NU mendalami fikrah dan harakah jamiyah. 
“Para guru NU harus mempunyai buku ini karena sangat bagus di mana di dalamnya diterangkan bagaimana landasan berpikir dalam NU,” katanya.
 
Rektor Inaifas, Kencong, Jember tersebut mengemukakan guru NU harus bisa memberikan contoh dan bisa menjawab dengan logis sejumlah persoalan kekinian. 
 
Sadar dengan tantangan yang demikian nyata, maka Gus Rijal berharap semangat terus belajar melekat pada diri guru NU. Dengan demikian mereka tidak pernah kalah dari muridnya, termasuk dalam hal menggunakan media sebagai tuntutan zaman. 
 
Bedah buku yang dilangsungkan di aula PCNU Sidoarjo ini dihadiri sejumlah kepala sekolah NU di Sidoarjo. Termasuk pengurus harian PCNU setempat dan ketua badan otonom, serta lembaga. 
 
Walaupun banyak peserta yang hadir, acara tetap mematuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah.
 
Pewarta: Ibnu Nawawi
Editor: Syamsul Arifin