Daerah

Tangkal Radikalisme, NU Kota Semarang Bentuk Tim Cyber

Sel, 24 September 2019 | 03:00 WIB

Tangkal Radikalisme, NU Kota Semarang Bentuk Tim Cyber

Peserta Diklat Jurnalistik Milenial di Kantor PCNU Kota Semarang (Foto: NU Online/Samsul)

Semarang, NU Online
Wakil Ketua Pengurus Cabang Nahdatul Ulama (PCNU) Kota Semarang,Jawa Tengah H Agus Fathudin Yusuf mengatakan, menghadapi gerakan radikalisme di Indonesia, PCNU Kota Semarang membentuk tim cyber media.
 
Tim yang beranggotakan para pegiat media sosial (medsos) yang selama ini aktif di kepengurusan badan otonom dan perangkat NU Kota Semarang diharapkan mampu menangkal gerakan kelompok yang ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Ujung tombaknya para santri di pesantren dibantu lembaga dan badan otonom di Nahdlatul Ulama. Juga para kiai, bu nyai dan gus-gus yang aktif menulis di media," ujar Agus di Semarang, Senin ( 23/9).

Dijelaskan, kegiatan tim dimulai dengan mengunggah ke media setiap kegiatan di pesantren,  madrasah, dan lembaga organisasi NU termasuk pengajian-pengajian para kiai di pesantren.
 
Untuk menyamakan langkah lanjutnya, PCNU Kota Semarang membekali mereka melalui kegiatan Pendidikan dan Latihan (Diklat) Jurnalistik Milenial di Kantor PCNU Jalan Puspogiwang Semarang, Ahad (22/9). 
 
Materi yang disampaikan selain ketrampilan jurnalistik juga sejumlah ketrampilan yang terkait dengan penguasaan internet oleh Praktisi Internet Marketing dan Pusat Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat Universitas Islam Negeri (UIN) Wali Songo  Semarang.

"Isu Hoaks, fitnah, membicarakan kejelekan orang lain (ghibah), dan namimah (provokasi) yang berseliweran di dunia maya sebenarnya  sudah ada sejak zaman dahulu kala. Namun tingkat penyebaran dan tingkat kerusakannya tidak separah sekarang karena didukung oleh internet yang tidak lagi dibatasi ruang dan waktu," ujarnya.
 
"Yang bisa menghentikan adalah para santri, para kiai, dan ibu nyai, karena itu  praktik jurnalisme santri harus  terus dikembangkan di pondok pesantren yang mengedepankan shidiq, amanah, tabligh, dan fathanah," imbuhnya. 
 
Kepala Pusat Lembaga Penelitian Pengabdian Masyarakat UIN Wali Songo M Rikza Chamami mengatakan, sudah saatnya santri bangkit menguasai media, baik media massa maupun media sosial.
 
"Terhadap maraknya kampanye brutal dan gerakan radikal, santri harus bisa menangkal. Karena itu kaum santri harus menambah bekal, di antaranya ilmu jurnalistik, jurnalistik santri yang semakin dibutuhkan di era milenial," ujarnya.
 
Menurut Rikza, kini bukan saatnya lagi santri hanya pintar mengaji dan rajin diskusi. Di tengah ganasnya fitnah bertubi-tubi terhadap kiai dan santri, maka santri harus mengambil peran yang besar di media, segala hoaks harus dilawan.

Kontributor: Samsul
Editor: Abdul Muiz