Rais Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB) Datok Ma’rif menyampaikan, Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) adalah salah satu barometer kemajuan Nahdlatul Ulama dari masa ke masa, terutama dalam menjalankan program-programnya.
Hal itu disampaikan saat memberikan taushiyah pada pembukaan Konferensi Cabang (Konfercab) Muslimat NU Lombok Tengah di Kantor PCNU setempat, Sabtu (29/2) kemarin.
Berkaitan dengan itu lanjutnya, Datok Ma’rif juga menyinggung istilah Islam Nusantara. Dikatakan, Islam Nusantara adalah karakteristik Aswaja yang melestarikan budaya yang baik dan mengambil tradisi baru yang lebih baik. Termasuk budaya, adat istiadat, dan tradisi peninggalan orang tua dulu.
“Islam Nusantara itu bukanlah Islam yang berbeda secara akidah dan syariah. Melainkan hanya berbeda dari segi kebudayaan, adat dan tradisinya. Saya contohkan, di sini ada bedug, ada rowah, ada pesaji, ada serakal, besentulak, dan lainnya itu semua ada sejarahnya. Itu yang oleh Wahabi dikatakan Bid’ah, Haram. Padahal itu tradisi baik yang harus kita jaga,” jelasnya.
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Membangun Bangsa yang Berdaya Saing dengan Ilmu Pengetahuan
2
Cara Masuk Raudhah Secara Berkelompok dengan Aturan Baru
3
Urutan Shalat Jumat di Masjidil Haram: Dari Adzan 2 Kali sampai Ada 'Asisten' Imam
4
Inilah 3 Gunung di Makkah dalam Sejarah Dakwah Nabi Muhammad
5
Bukan Gelombang Panas, Ini Durasi dan Penyebab Suhu Panas di Indonesia
6
Indonesia Juara 4 Piala Asia U-23, Ini Momen Ribuan Suporter Timnas Merahkan Stadion
Terkini
Lihat Semua