Daerah PEDULI COVID-19

Rahasia 'Keripik Ubi Si Maung’ Bekasi Bertahan dari Gempuran Pandemi

Sab, 14 Agustus 2021 | 14:00 WIB

Rahasia 'Keripik Ubi Si Maung’ Bekasi Bertahan dari Gempuran Pandemi

Faisal Bahri, Owner Kripik Ubi Si Maung Bekasi. (Foto: Dok. Faisal Bahri)

Bekasi, NU Online 
Sebagai salah satu pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), Faisal Bahri mengaku berat sekali gempuran pandemi Covid-19 ini. Terlebih adanya aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) yang diperpanjang berkali-kali.


Pemilik usaha Keripik Ubi Si Maung asal Bekasi, Jawa Barat, ini mengaku bisnisnya mengalami penurunan omzet hingga 60 persen. Hal ini akibat mewabahnya pandemi virus Corona asal Wuhan Tiongkok ditambah penerapan PPKM oleh pemerintah.


“Sebelum pandemi, penghasilan dari penjualan Keripik Ubi Si Maung di kisaran angka 20 juta rupiah per bulan. Namun, sejak adanya pandemi dan PPKM, omzet masih turun hingga 60 persen,” ujar Faisal kepada NU Online melalui sambungan telepon, Jumat (13/8).


Walaupun mengalami penurunan omzet, lanjut dia, penjualan Keripik Ubi Si Maung tetap bertahan karena target pasarannya adalah anak-anak sekolah dan kampus.


“Alhamdulillah, meski usaha si maung terdampak, tapi masih banyak yang pesan untuk teman cemilan anak-anak sekolah belajar daring di rumah,” terangnya seraya bersyukur.


Demi bisa bertahan di tengah gempuran persaingan usahanya, Faisal yang juga aktif sebagai Bendahara MWCNU Kecamatan Cabangbungin, Bekasi itu pun menjajakan usahanya hingga ke retail modern.


“Si Maung ini kan cemilan yang gak bikin bosan. Ia memiliki karakter rasa yang khas. Jadi, masih diminati semua golongan, terutama generasi milenial. Alhamdulillah kami juga masuk beberapa retail modern seperti Alfamart, Papaya Fresh Galery (salah satu supermarket khas makanan Jepang),” tuturnya.


Tak hanya itu, ia pun memanfaatkan penjualan secara daring melaui akun Instagram @bahrinusantara. Bahkan, saat ini usaha yang diproduksinya di Desa Setialaksana, Cabangbungin, itu telah dikirim ke luar negeri seperti Hongkong. 


Saat ditanya kendala lain akibat pandemi dan perpanjangan PPKM, pihaknya mengungkapkan terpaksa mengurangi jumlah karyawan. “Namun, terkait gaji karyawan tetap aman. Tidak ada kendala. Masih seperti biasa,” ungkapnya.


Ia berharap, pemerintah tidak memperpanjang PPKM kembali. Karena hal itu berdampak pada pelaku UMKM. “Saya harap pemerintah sudahi PPKM ini agar ekonomi normal dan bisa bangkit kembali. Karena tulang punggung ekonomi di Indonesia saat ini ada di tangan para pelaku UMKM,” harapnya.


Dikatakan, hari ini banyak perusahaan besar gulung tikar alias kolaps. Namun, UMKM masih tetap kokoh berdiri tegap. Ia pun mengajak masyarakat untuk mulai beralih kepada produk-produk buatan lokal untuk memperkuat siklus ekonomi Indonesia.


Kontributor: Suci Amaliyah
Editor: Musthofa Asrori