Daerah HARI SANTRI 2019

Peringati Hari Santri, NU Wonosobo Gelar Bedah Buku Wahabisme

Ahad, 20 Oktober 2019 | 05:30 WIB

Peringati Hari Santri, NU Wonosobo Gelar Bedah Buku Wahabisme

Bedah buku Wahabisme, PCNU Wonosobo, Jateng (Foto: NU Online/Nahru)

Wonosobo, NU Online
Berbagai jenis kegitan dalam rangka memperingati Hari Santri akan di gelar oleh Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Wonosobo, salah satunya seminar dan bedah buku Wahabisme -Gerakan Politik Berbungkus Agama karya KH Muchotob Hamzah.
 
Kegiatan bedah buku diselenggarakan oleh Pengurus Cabang Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumberdaya Manusia Nahdlatul Ulama (Lakpesdam NU) Wonosobo bekerjasama dengan Pimpinan Cabang IPNU-IPPNU Wonosobo dan Lembaga Penelitian Penerbitan Pengabdian Masyarakat (LP3M) Universitas Sains Al-Qur'an (Unsiq), Sabtu (19/10) di Aula Al-'Ala Unsiq Wonosobo.
 
Pada kegiatan yang dihadiri oleh ratusan pelajar, mahasiswa, dan santri tersebut Wakil Rektor I Unsiq Kiai Zaenal Sukawi menyampaikan bahwa buku "Wahabisme" ditulis oleh seorang akademisi, politisi juga kiai yakni Kiai Muchotob dilatarbelakangi oleh kepedulian dan keprihatinan atas gerakan-gerakan yang sedang masif yang akan merusak tatanan masyarakat Indonesia.
 
Menurutnya, ada tiga gerakan yang sedang merusak di Indonesia. Yakni menurut Kiai Sukawi ialah Gerakan Akidah, Gerakan Moralitas, dan Gerakan Penyesatan Ideologi Kebangsaan.
 
"Gerakan akidah inilah, termasuk salah satu yang kita lihat yang masuk kemana-mana. Pelajar, mahasiswa, bahkan hingga rektornya ada yang terbawa arus penyesatan akidah yang asalnya Aswaja tergiring menjadi Wahabi," ujar Kiai Zaenal Sukawi.
 
Selain itu, Kiai Zaenal Sukawi mengatakan gerakan yang berbahaya ialah gerakan penyesatan ideologi kebangsaan. Yang mana menurutnya efek gerakan tersebut memunculkan pertanyaan di masyarakat harus memilih mana antara Pancasila dan Al-Qur'an. Padahal menurutnya hal tersebut sama sekali tidak bertentangan sedikitpun.

Ketua PCNU Wonosobo KH Arifin Shidiq mewanti-wanti kepada generasi muda agar ketika mencari tahu tentang ajaran agama Islam harus tahu secara utuh. Di era sekarang generasi milenial begitu akrab dengan apa yang namanya digital. 
 
"Dengan digital tersebut tidak menutup kemungkinan generasi muda dapat diterpa oleh pemahaman yang tidak utuh tentang Islam, hingga saudara sekalian bisa jadi suatu ketika akan termasuk (golongan) berfaham radikal. Dan carilah ajaran islam secara utuh," katanya.
 
Kiai Arifin mengatakan, generasi muda bakal menjadi makanan empuk oleh oknum orang yang memahami Islam tidak tepat dan tidak pas. Dan menurutnya jika anak muda tidak mendapat informasi tentang Islam secara utuh di media sosial Indonesia lambat laun akan tercabik-cabik seperti beberapa negara di Timur Tengah.  
 
Kontributor: Nahru
Editor: Abdul Muiz