Daerah

Pererat Silaturahim, IPNU-IPPNU Wonoasih Gelar Istighotsah

NU Online  ·  Rabu, 26 November 2014 | 20:09 WIB

Probolinggo, NU Online
Untuk mempererat silaturahim, Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Wonoasih Kota Probolinggo rutin menggelar istighotsah.
<>
Kegiatan tersebut diikuti oleh seluruh pengurus IPNU-IPPNU baik tingkat PAC, Pimpinan Ranting, Pimpinan Komisariat (PK) maupun pelajar yang ada di Kecamatan Wonoasih.

“Kegiatan ini merupakan salah satu upaya yang kami lakukan untuk ikut melestarikan tradisi ulama NU. Sebab sejak dahulu, para ulama dan pejuang NU selalu melakukan istighotsah dalam setiap kesempatan,” ungkap Ketua PAC IPNU Kecamatan Wonoasih Hijjul Baiti Manis Tatok, Rabu (26/11).

Menurut  Hijjul, istighotsah ini digelar untuk mengamalkan ajaran ulama NU sesuai dengan akidah Ahlussunnah wal Jamaah (Aswaja) serta mendoakan seluruh pengurus dan masyarakat.

“Setidaknya IPNU-IPPNU bisa ikut menjaga wilayah supaya tetap aman, damai, makmur dan menjadi wilayah yang baldatun thoyyibatun warobbun ghofur. Upaya yang bisa dilakukan adalah melalui istighotsah bersama-sama,” jelasnya.

Hijjul menambahkan bahwa kesempatan berkumpul tersebut juga digunakan untuk berdiskusi membahas program kerja sekaligus evaluasi program kerja yang sudah berjalan. Sehingga ke depan bisa dicarikan formula lebih bagus supaya program kerja yang dibuat benar-benar manfaatnya untuk pelajar NU.

“Disini yang jelas tidak hanya diisi dengan sholat berjamaah dan dzikir bersama saja, tetapi juga digelar do’a bersama dengan harapan senantiasa diberikan kemudahan dalam segala hal sehingga dapat berkomunikasi dan koordinasi dengan baik dengan semua pengurus IPNU-IPPNU di semua tingkatan,” tambahnya.

Lebih lanjut Hijjul menegaskan bahwa tradisi ulama NU harus terus dilestarikan. Sebab hal itu merupoakan symbol dan kekuatan dalam membesarkan NU di tengah-tengah masyarakat.

“Istighosah ini merupakan salah satu tradisi ulama NU yang harus terus dilestarikan. Semua ini dilakukan agar para pelajar tidak meninggalkan tradisi-tradisi yang ada dan tetap berpedoman pada hal-hal yang telah dirumuskan oleh ulama NU,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)