Daerah

Penyembelihan Hewan Kurban Harus Sesuai Ilmunya

Sab, 25 Juli 2020 | 23:30 WIB

Penyembelihan Hewan Kurban Harus Sesuai Ilmunya

Pelatihan penyembelihan hewan kurban untuk mengenalkan kepada masyarakat tentang tata cara penyembelihan hewan kurban sesuai syariat. (Foto: M Irwan)

Jember, NU Online
Wakil Ketua LDNU Jawa Timur, KH M Noor Harisudin, mengungkapkan manajemen penyembelihan hewan kurban sangatlah penting. Pasalnya sembelihan kurban harus lebih berkualitas yaitu dengan cara berilmu, baik ilmu agama atau ilmu umum.

 

Dalam kitab Zubad, kata dia, dikatakan Waman bighairi ilmin ya’malu. A’maluhu mardudatun la tuqbalu. "Yang artinya 'Barangsiapa beramal tanpa ilmu, maka amalnya ditolak dan tidak diterima'," ungkapnya pada pelatihan Pelatihan Manajemen Penyembelihan Hewan Kurban Syar’i yang diselenggarakan pada hari Sabtu (25/7).

 

Dekan Fakultas Syariah IAIN Jember itu menambahkan pelatihan tersebut sebagai bekal khidmah organisasi masyarakat dan takmir masjid terutama pada Hari Raya Idul Adha. Karenanya acara yang bekerjasama dengan Politeknik Negeri Jember itu juga dapat memperkuat khidmah pada masyarakat melalui ilmu agama dan Iptek.

 

Wakil Dekan I Fakultas Syariah IAIN Jember, Muhammad Faisol mengatakan bahwa acara ini bukan saja memberikan informasi yang benar tentang penyembelihan dan pengelolaan hewan kurban menurut syariat. Tetapi, juga memberikan praktik yang sesuai menurut kajian ilmiah.


"Saya sangat terkesan dengan acara ini, karena biasanya kita mengkaji persoalan kurban ini hanya dari sisi hukum Islam saja, tapi dalam program pengabdian ini kita juga bisa berbagi dari sisi praktiknya dengan para kolega dari Politeknik Jember," tuturnya.

 

Di sisi lain narasumber Baidlowi menyampaikan tentang tata cara penyembelihan hewan kurban yang benar dalam syariat Islam. "Dalam tata cara Islam, penyembelihan harus terjadi pemotongan pada tiga tempat yaitu hulqum (jalan napas) dan mari’ (jalan makanan), dan wadajain (dua urat nadi). Ketika terjadi penyembelihan secara massal, jangan sampai menghadapkan penyembelihan kepada hewan yang akan disembelih," paparnya.

 

Dalam ilmu peternakan, hal ini dikarenakan akan menimbulkan rasa stress pada hewan sebelum disembelih. Sehingga nantinya akan berpengaruh kepada kualitas daging. Di samping itu, dalam praktik merobohkan hewan kurban juga dilakukan oleh narasumber dari Politeknik Negeri Jember, sehingga sudut pandang yang dihadirkan akan lebih komprehensif antara ilmu agama dan ilmu umum.

 

"Allah telah berfirman dalam Al-Qur'an 'Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Jadi kurban ini adalah salah satu bukti cinta kita kepada Allah SWT, maka dari itu untuk memilih hewan kurban haruslah memilih yang terbaik sesuai dengan kriteria dunia peternakan dan tuntunan syariat Islam'," tambah Baidlowi yang juga dosen Fakultas Syariah IAIN Jember itu.

 

Ir Ujang Suryadi dalam penyampaiannya mengutip QS Al-Baqarah ayat 267 yang berkaitan dengan ibadah kurban. Allah Swt berfirman 'Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu menafkahkan daripadanya. Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

 

Berdasarkan firman Allah tersebut, sebut Ir Ujang, pelaksanaan penyembelihan hewan kurban atau panitia penanganan ternak kurban harus memahami benar pemilihan dan penangan ternak kurban yang baik agar dapat menyajikan daging kurban yang berkualitas prima. Selain itu, ternak kurban hendaknya diperlakukan dengan baik yaitu memenuhi kaidah kesejahteraan hewan sehingga ternak tidak stres.

 

"Perlakuan itu terjadi ketika membawa ternak ke tempat penyembelihan, pada saat dirobohkan, disembelih, dan setelah disembelih supaya diperoleh kualitas daging ternak qurban yang prima," jelas Dosen Politeknik Negeri Jember Jurusan Peternakan itu.

 

Kepala KUA Semboro Zaenal Arifin mengungkapkan bahwa dalam acara tersebut semua peserta mengikuti dengan seksama. Menciptakan dialog interaktif antara pemateri dan peserta, sehingga dapat memperluas wawasan dan nantinya bisa dipraktikkan pada penyembelihan hewan kurban saat hari raya nanti.

 

"Semoga kerjasama seperti ini bisa berkelanjutan dengan tema lain atau diselenggarakan di kecamatan lain," tuturnya.

 

Muhammad Zaairul Haq yang sekaligus menjadi Sekretaris panitia berharap mahasiswa juga memiliki andil dalam memberikan edukasi baik secara personal maupun tim kepada masyarakat luas yang membutuhkan.

 

"Saya kira acara rutin seperti ini perlu dikuatkan dengan pelatihan internal khusus untuk mahasiswa. Sehingga, mahasiswa ikut serta dalam memberikan edukasi kepada masyarakat yang kurang paham. Karena fakta di lapangan banyak sekali masyarakat bahkan panitia pengelola kurban yang masih belum begitu paham. Terkait permasalahan fiqih kurban baik tata cara pengelolaan dan manajemen qurban syari itu sendiri," pungkas Dosen Fakultas Syariah IAIN Jember itu.

 

Kontributor: Siti Junita, M Irwan Zamroni Ali

Editor: Kendi Setiawan