Solo, NU Online
Litbang Kementerian Agama (Kemenag), beberapa waktu lalu melakukan penelitian terhadap puluhan naskah kuno koleksi Masjid Agung Solo. Penelitian itu melibatkan ahli sejarah dan penghafal Quran.
<>
“Kami memilih objek penelitian di perpustakaan masjid ini sesuai dengan tema penelitian, yakni Penelitian Naskah Sebagai Sumber Sejarah,” kata Koordinator Peneliti Litbang Kemenag, Muhammad Wardah di sela-sela kegiatannya, beberapa waktu lalu.
Dijelaskan, naskah-naskah kuno yang diteliti itu sudah berumur lebih dari 50 tahun. Pada umumnya, tulisan dalam naskah itu berupa tulisan Arab tanpa harokat atau biasa disebut Arab gundul.
Komponen Masjid Agung juga dijadikan bahan penelitian. Penelitian Masjid Agung Solo antara lain berupa bentuk fisik bangunan berikut makna simbol-simbol yang ada di dalamnya.
“Selain naskah, kami lengkapi data pada masjidnya, seperti simbol sirap tiga tingkat, yang pastinya menggambarkan sesuatu,” terangnya.
Selain itu, karakteristik jemaah masjid, juga menjadi bahan penelitian tersendiri. Menurutnya, setiap masjid di beberapa wilayah di Indonesia memiliki karakteristik tersendiri. Seperti di salah satu masjid di Ternate yang melarang jemaah yang memakai sarung untuk masuk masjid. Jemaah disarankan memakai celana panjang sebelum masuk masjid.
“Mungkin di masjid ini memiliki karakteristik tersendiri, seperti pada masjid di Ternate itu,” paparnya.
Ditambahkan, selain kompleks Masjid Agung Solo, ada juga tim lain yang melakukan penelitian serupa dengan mengambil objek berbeda. Objek yang diambil antara lain, Masjid Al Wustho Pura Mangkunegaran dan perpustakaan Keraton Solo.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Ajie Najmuddin
Terpopuler
1
Guru Madin Didenda Rp25 Juta, Ketua FKDT: Jangan Kriminalisasi
2
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
3
Gus Yahya Dorong Kiai Muda dan Alumni Pesantren Aktif di Organisasi NU
4
MK Larang Wamen Rangkap Jabatan di BUMN, Perusahaan Swasta, dan Organisasi yang Dibiayai Negara
5
Pemerintah Perlu Beri Perhatian Serius pada Sekolah Nonformal, Wadah Pendidikan Kaum Marginal
6
KH Kafabihi Mahrus: Tujuan Didirikannya Pesantren agar Masyarakat dan Negara Jadi Baik
Terkini
Lihat Semua