Daerah

Pemuda Hendaknya Waspadai Paham yang Membahayakan NKRI

Sab, 15 Februari 2020 | 12:30 WIB

Semarang, NU Online
Tantangan zaman dari waktu ke waktu kian berat. Tidak semata yang berhubungan dengan persoalan ekonomi, juga keamanan dan ideologi lintas negeri. Pemuda hendaknya memwaspadai terkait hal tersebut.

Penegasan disampaikan Ketua Pengurus Wilayah (PW) Perhimpunan Remaja Masjid (Prima) Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Tengah, Ahsan Fauzi. Bahwa remaja masjid penting mengetahui potensi bahaya gerakan radikal, sparatis, maupun komunis. 
 
"Jangan sampai pemuda, remaja masjid, terutama yang ikut Prima DMI mengikuti gerakan-gerakan yang tidak jelas," kata Ahsan saat memberikan sambutan Kopdar Kebangsaan Prima DMI Jateng di Aula Balai Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (14/2).
 
Lebih lanjut mantan aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kota Semarang ini berharap Kopdar atau kopi darat kebangsaan bisa jadi benteng para aktivis remaja masjid dari paham yang membahayakan NKRI. 
 
"Mudah-mudah Kopdar ini memberikan bekal dalam memperteguh semangat nasionalisme pemuda masjid," harapnya pada kegiatan bertema ‘Remaja Masjid Melawan Gerakan Radikalisme, Komunisme, Separatisme dan Komunisme Demi Keutuhan NKRI.’
 
Hal senada dikatakan ketua panitia, Choirul Awaludin saat ditemui awak media. Ia berharap, gerakan remaja masjid tidak hanya berkutat pada persoalan peribadatan. Melainkan lebih dari itu, yakni para pemuda aktivis masjid bisa berkontribusi secara nyata dalam menjaga keutuhan negara. 
 
"Saya berharap para remaja dan pemuda bisa menjaga masjid dari komunitas-komunitas yang tidak memiliki nasionalisme," ungkapnya.
 
Mantan Ketua PMII Komisariat Walisongo ini melanjutkan, saat ini keutuhan negara terus dibayangi oleh gerakan-gerakan intoleran dan sparatisme. Oleh karena itu, ia berharap para aktivis muda masjid memperluas pergaulan dan gerakan.
 
"Caranya dengan menggandeng komunitas yang lebih luas, baik lintas agama maupun yang bersifat kesukuan," ujarnya.
 
Lebih lanjut dia berharap Kopdar bisa menjadi rembuk bersama untuk mendapatkan solusi yang lebih baik lagi. 
 
"Bagaimanapun juga mereka semua saudara kita. Kita yakin tidak ada separatisme," ucapnya.
 
Ditambahkan, Kopdar kebangsaan menghadirkan Rektor UIN Walisongo Semarang, KH Imam Taufiq, Kodim 0733 BS Semarang, dan tokoh muda Papua, Robert Manaku. 
 
 
Kontributor: A Rifqi Hidayat
Editor: Ibnu Nawawi