Daerah

Pemerintah Brebes Lakukan Pemutakhiran Data Penerima Bantuan untuk Pegiat Agama

NU Online  ·  Selasa, 14 Maret 2017 | 10:03 WIB

Brebes, NU Online
Bagian Kesra setda Kabupaten Brebes melakukan pemutakhiran data penerima bantuan transport untuk para pegiat agama Islam se-Kabupaten Brebes. Pemutakhiran data diperlukan agar tidak terjadi tumpah tindih dan salah sasaran dalam pemberian bantuan transport.

Pernyataan tersebut disampaikan Kabag Kesra Setda Brebes H Ahmad Imron saat sosialisasi Pemutakhiran Data Imam Masjid, Guru Madin, Dai/Daiyah, Pengasuh Pondok Pesantren, Guru Ngaji dan Hafidz/Hafidzah di Pendopo Bupati Brebes, Selasa (14/3).
 
Menurut Imron, tentu saja setiap tahunnya ada pegiat agama yang kemungkinan meninggal dunia, tidak aktif, tidak ada kegiatan, ataupun pindah domisili. Juga untuk menghindari tumpang tindih penerima karena satu orang hanya diperbolehkan mendapatkan satu kegiatan.
 
“Meski satu orang jadi imam masjid, guru ngaji, guru madin, tetapi hanya menerima satu kegiatan saja, demi pemerataan mengingat jumlah pegiat agama sangat banyak sementara dana yang tersedia sangat terbatas,” ujarnya.
 
Pemutakhiran dilakukan Kaur Kesra atau Lebe dan Kepala Desa masing-masing. Mereka harus mengumpulkan data para pegiat agama paling lambat tanggal 20 Maret. Pasalnya, bantuan transport akan ditasyarufkan pada 25 April sampai 25 Mei 2017.

“Data usulan harus valid dan harus diketahui Kades dan Camat. Sedangkan untuk para guru Madin harus diketahui Forum Komunikasi Diniyah Taklimiyah, sementara untuk para Hafidz Hafidzah diketahui Jamiyatul Qura Wal Hufadz (JQH) Kabupaten Brebes," lanjutnya.
 
Imron yang juga Ketua MWCNU Brebes itu menjelaskan, pemberian bantuan transport bagi pegiat agama sudah berlangsung lama sejak kepemimpinan Bupati H Indra Kusuma. Namun ketika dipegang pasangan Hj Idza Priyanti-Narjo, ada kenaikan signifikan. Baik dari jumlah penerima  maupun nominal uang pembinaan yang diterimanya.
 
Direncanakan tahun 2017, lanjut Imron, jumlah pegiat agama Islam yang bakal menerima bantuan transport untuk imam masjid sejumlah 8.500 orang, guru Madin 3.600 orang, dai/daiyah 800 orang, pengasuh pondok pesantren 140 orang, guru ngaji 8000 orang dan hafidz hafidzah 800 orang.

“Untuk tahun 2017 ada penambahan jumlah penerima untuk imam masjid dan mushola sebanyak 250 orang. Tahun 2016 sebanyak 8.250 orang dinaikan menjadi 8.500 orang,” pungkasnya. (Wasdiun/Abdullah Alawi)