Daerah

Pelajar NU Banyuwangi: Imbangi Kebencian di Medsos dengan Dakwah Ramah

NU Online  ·  Kamis, 5 Januari 2017 | 10:02 WIB

Banyuwangi, NU Online
Pelajar NU kecamatan Banyuwangi menggelar acara Makesta ketiga kalinya di Masjid Nur Yasin Fatimah, jalan Nuri, Pakis, Banyuwangi. Kamis (29/12) pagi.

Acara ini dihadiri Rais Syuriah MWCNU Banyuwangi KH Ahmad Shiddiq,  perwakilan pengurus PC IPNU IPPNU Banyuwangi, Ketua PAC IPNU Banyuwangi M. Sholeh Kurniawan, Ketua PAC IPPNU Banyuwangi Fitriyah, Ketua Ta'mir Masjid sekaligus pembina PAC IPNU 2011-2013 Imron Rosyadi.

Dalam sambutannya, Sholeh mengatakan, sebagai langkah untuk mengantisipasi masuknya aliran radikalisme dan terorisme, harus diupayakan pada Makesta ini secara maksimal di setiap ranting.

"Sudah menjadi wacana umum dewasa ini konsistensi pelajar menjadi rebutan ideologi aliran-aliran keras. Sebagian dari mereka katakan mengaku kenal dengan aliran-aliran radikal melalui website, YouTube, dan organisasi perkumpulan agama di masing-masing sekolah dan universitas," ungkap Sholeh, melalui siaran pers yang diterima NU Online, Kamis (5/1).

Sholeh menambahkan, maka ke depannya tak hanya akan mengoptimalkan sistem kaderisasi sesuai dengan pedoman yang ada, melainkan juga harus diimbangi dengan metode dakwah yang ramah, toleran, juga lewat media sosial secara intens.

Sementara itu, Rais Syuriah MWCNU Banyuwangi KH Ahmad Shiddiq menyatakan bangga dikarenakan dapat bertemu dan memberikan arahan secara langsung dihadapan 36 pelajar yang ikut Makesta.

"Program ini penting untuk kalian ikuti mulai awal hingga akhir, seperti yang dikatakan tadi untuk menangkis ideologi radikal dan teror di setiap pelajar. Sehingga nantinya kalian patut mencatat serta meresapi apa yang disampaikan oleh setiap pemateri. Baik kalian tulis di buku atau kalian rekam menggunakan smartphone. Apa pun caranya terpenting kalian bisa mengingat dan mengaplikasikan ilmu yang didapatkan," ungkap pengasuh pondok pesantren Al-Anwari Kertosari tersebut.

Ia berharap nantinya ketika kalian menjadi pengurus NU dapat diandalkan oleh masyarakat dan menjadi andalan. Juga dengan langkah ini kita selalu diberikan keistikomahan.

Acara ini berlangsung mereka lakukan mulai Kamis pagi hingga Jumat siang. Dalam waktu sehari semalam mereka akan mendiskusikan terkait ke-Aswajaan, ke-NUan, kepemimpinan, keorganisasian, dan ke-IPNU IPPNUan. (Red: Abdullah Alawi)