Pedagang Kaki Lima Ramaikan Haul Mbah Mutamakkin Kajen, Cari Rezeki sekaligus Ngalap Berkah
NU Online · Ahad, 14 Juli 2024 | 15:15 WIB

Keramaian warga memadati lokasi pedagang kaki lima di Kajen saat peringatan Haul Mbah Ahmad Mutamakkin, Sabtu (13/7/2024). (Foto: NU Online/Solkan)
Ahmad Solkan
Kontributor
Pati, NU Online
Para pedagang kaki lima memadati jalanan Desa Kajen, Pati, Jawa Tengah. Mereka membuka lapak dagangannya untuk meramaikan Haul Mbah KH Ahmad Mutamakkin Kajen. Mereka tak hanya berasal dari Pati saja, tetapi ada juga yang dari luar kota, bahkan luar Pulau Jawa.
Nasiroh, salah seorang pedagang Jenang dari Demak mengatakan bahwa ia jauh-jauh datang dari daerah asalnya untuk ikut merayakan Haul Mbah Ahmad Mutamakkin dengan cara berdagang. Selain berniat mencari rezeki, ia juga bertujuan untuk ngalap berkah Allah lewat Mbah Ahmad Mutamakkin.
“Mencari berkah perantara Mbah Mutamakkin itu yang pertama. Yang kedua memang pekerjaan saya seperti ini. Setelah di sini nanti ke Ngampel Blora,” ujarnya kepada NU Online pada Sabtu (13/7/2024).
Ia menambahkan, Mbah Ahmad Mutamakkin mempunyai karamah (kemuliaan). Menurutnya, walaupun Mbah Mutamakkin sudah wafat tetapi masih bisa memberikan manfaat bagi yang hidup.
“Mbah Mutamakkin bisa menjadi washilah berkah kepada pedagang-pedagang kaki lima semua. Dapat rezeki di sini. (Saya) bersyukur sekali bisa berjualan di sini,” tutur Nasiroh dengan gembira.
Nasiroh mengungkapkan, ia membuka lapaknya sejak Sabtu pagi, kemarin. Lalu pada siang hingga malam harinya, ia mulai berjualan.
“Dari siang tadi mungkin Rp2 jutaan (omzetnya),” jelasnya.
Ia mengaku tidak terlalu mempermasalahkan terkait banyaknya pedagang yang menjual makanan atau jajanan sejenis. Ia berprasangka baik kepada Allah sebagai pemberi rezeki.
“Rezeki tidak akan tertukar. Kalau laku ya beruntung. Kalau sepi, sepi semua,” kata Nasiroh.

Ada juga Tasmedi, salah seorang pedagang peci yang ikut meramaikan Haul Mbah Mutamakkin. Ia datang jauh-jauh dari Padang, Sumatra Barat, ke Kajen bertujuan untuk mencari peruntungan, yakni berupa rezeki dan berkah Mbah Mutamakkin.
“Ya pengin cari rezeki, ya pengin dapat berkah juga,” tegasnya.
Tasmedi juga percaya terhadap karamah yang dimiliki Mbah Mutamakkin yang walaupun sudah wafat tapi masih bisa memberi manfaat. Salah satunya pada momen haul pada bulan Muharram ini, terdapat puluhan bahkan ratusan pedagang yang berjualan meramaikan haul.
“Itu memang iya, karamah namanya. Sama seperti Nabi Muhammad meberikan syafaat. Bikin lancar kehidupan kita,” terangnya.
Ia berharap pada haul Mbah Mutamakkin kali ini dagangannya laris terjual. Dalam berjualan ia bekerja sama dengan satu rekannya. Tidak hanya berjualan peci, tapi ia juga berjualan mainan.
“Harapannya itu laris, itu saja,” kata Tasmedi.
Mbah Mutamakkin merupakan seorang tokoh ulama dan wali di Desa Kajen, Margoyoso, Pati, Jawa Tengah yang hidup pada abad XVI-XVII.
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Mempertahankan Spirit Kurban dan Haji Pasca-Idul Adha
2
Ketum PBNU Buka Suara soal Polemik Tambang di Raja Ampat, Singgung Keterlibatan Gus Fahrur
3
Jamaah Haji yang Sakit Boleh Ajukan Pulang Lebih Awal ke Tanah Air
4
Rais 'Aam dan Ketua Umum PBNU Akan Lantik JATMAN masa khidmah 2025-2030
5
Khutbah Jumat: Meningkatkan Kualitas Ibadah Harian di Tengah Kesibukan
6
Khutbah Jumat: Menyatukan Hati, Membangun Kerukunan Keluarga Menuju Hidup Bahagia
Terkini
Lihat Semua