Daerah

PAC Muslimat NU Ambulu Jember Gelar Pelatihan Keprotokolan

Ahad, 10 Januari 2021 | 10:30 WIB

PAC Muslimat NU Ambulu Jember Gelar Pelatihan Keprotokolan

Para pengurus PAC Muslimat NU Ambulu Jember dan undangan lainnya saat menghadiri pembukaan pelatihan MC, Keprotokoan, dan Dirigen. (Foto: NU Online/Aryudi A Razaq )

Jember, NU Online
Pimpinan Anak Cabang (PAC) Muslimat NU Ambulu, Kabupaten Jember Jawa Timurmenggelar Pelatihan Keprotokolan, MC (master of ceremony), dan Dirijen, Ahad (10/1). Acara yang dipusatkan di Kantor Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Ambulu, Kabupaten Jember tersebut diikuti oleh 115 peserta. Mereka berasal dari 18 Ranting Muslimat NU dari 7 desa se-Ambulu, pengurus PAC Muslimat NU Ambulu, dan guru TK.


Menurut Ketua PAC Muslimat NU Ambulu, Kabupaten Jember,  Wiwik Masrukhah, pelatihan tersebut merupakan amanah Rapat Kerja (Raker) PAC Muslimat NU Ambulu tahun 2020 yang bertujuan untuk memberikan keterampilan di bidang entertain kepada para kader Muslimat NU. Dikatakannya, keprotokolan itu menyangkut soal penataan acara, termasuk posisi dan tempat duduk yang pas untuk undangan VIP dan biasa, kesiapan pengisi acara, dan sebagainya.


“Itu kan harus ada yang paham dalam sebuah perhelatan. Meski kelihatannya sepele tapi kalau tidak disiapkan, pas acara berlangsung, ada yang kelupaan, repot jadinya,” urainya di sela-sela penutupan acara.


Sedangkan mengenai MC juga penting, karena setiap acara hampir pasti membutuhkan MC untuk level apapun. MC juga disebut sebagai pembawa acara dengan istilah terkenalnya adalah presenter atau host. Wiwik, sapaan akrabnya, menegaskan bahwa dalam pelatihan itu diajarkan dan dipraktikkan bagaimana menjadi seorang MC yang baik. Katanya, tugas MC bukan cuma mengantarkan poin-poin acara, namun dalam momen-momen tertentu dia juga harus berusaha menjadikan suasana acara lebih hidup.


“Ini perlu kreativitas, tidak ada bukunya, tapi tips-tips untuk itu sudah disampaikan oleh narasumber. Tapi yang penting, standar untuk ber-MC sudah didapat, misalnya tata bahasa, dan mimik saat menjadi MC. Jangan sampai bahasa MC monoton,” ujar Wiwik.


Guru  MA Ma’arif Ambulu itu menambahkan, untuk dirigen atau konduktor justru terkadang sulit dicari. Akibatnya jika ada acara di Ambulu dan sekitarnya, terkadang harus mendatangkan orang luar. Dirigen adalah orang yang memimpin sebuah pertunjukan musik melalui gerak isyarat.


“Makanya kita juga adakan pelatihan dirigen dan peminatnya untuk ketiga jenis pelatihan itu cukup banyak,” ulasnya.


Sementara itu, ketua panitia, I’ah Maslikhah menegaskan bahwa protokol kesehatan (prokes) tetap diberlakukan secara ketat dalam acara tersebut. Karena itu, ia membatasi jumlah peserta. Awalnya, setiap Ranting Muslimat NU minta jatah sebanyak 6 orang untuk ikut pelatihan. Namun karena khawatir terjadi kerumunan, akhirnya setiap ranting hanya boleh mengirimkan 2 peserta. Sebab, kapasitas ruangannya terbatas.


“Kita jaga betul soal kesehatan peserta dan kita semua, apalagi pesertanya cukup banyak. Prokes wajib diterapkan. Sebab, Jember tertinggi penderita Coronanya dibanding daerah tetangga,” ucapnya.


Ia berharap acara tersebut bisa menghasilkan kader-kader Muslimat NU yang punya keterampilan memadai di bidang MC, keprotokolan, dan dirigen. Tentu tidak seluruh peserta bisa ‘jadi’ semua, namun minimal muncul satu orang di tiap-tiap Ranting Muslimat NU yang bisa sukses dan menguasai 3 bidang itu atau salah satunya.


“Kami juga berharap agar peserta bisa menularkan ilmunya kepada yang lain, siapa tahu mereka juga mempunyai  bakat,” pungkasnya.


Pewarta:  Aryudi A Razaq
Editor: Muhammad Faizin