Daerah

NU Jateng: Kader PMII Harus Bebas dari Kemiskinan Intelektual

Kam, 28 Januari 2021 | 03:30 WIB

NU Jateng: Kader PMII Harus Bebas dari Kemiskinan Intelektual

Wakil Rais PWNU Jateng, KHM Dian Nafi' (Foto: NU Online/Ajie)

Solo, NU Online

Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KHM Dian Nafi’ menegaskan, organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) harus bergerak sesuai dengan Nilai Dasar Pergerakan (NDP) yang telah ditanamkan sejak 30 tahun yang lalu. 

 

"Apalagi di umur PMII yang mencapai 60 tahun ini, peran besarnya sangat dinantikan masyarakat luas. Sehingga PMII harus senantiasa sadar dan peka dalam menyikapi dinamika kehidupan sosial yang ada di Indonesia," tegasnya.

 

Hal tersebut disampaikan Kiai Dian dalam diskusi nasional bertajuk ‘Refleksi 11 tahun haul Gus Dur: Quo Vadis Pemikiran Sang Guru Bangsa untuk Negeri’ yang diselenggarakan PMII Rayon Abdurrahman Wahid UNS Surakarta, Jawa Tengah bersama Gusdurian Solo belum lama ini.

 

Kiai Dian menuturkan, sungguh prihatin melihat perkembangan hal negatif di era media sosial seperti saat ini. Setiap hari ada saja narasi dan meme yang mengandung penghasutan, kekerasan, bahkan berita bohong (hoaks). Hal ini tentunya menjadi hal serius yang perlu dihadapi bersama. 

 

"Salah satu solusinya adalah dengan mendorong kader-kader PMII menjadi kader cerdas yang rajin mengkonter narasi buruk di media sosial dengan narasi kebaikan," terangnya. 

 

Upaya konter narasi baik lanjutnya, tentunya perlu didukung dengan kondisi kader yang kaya sisi intelektualitasnya.  “Ayo sahabat-sahabati kader PMII. Kembali ingat Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII. Berantas kemiskinan, termasuk kemiskinan intelektual!,” ujar Kiai Dian yang juga merupakan wakil ketua dewan perumus Nilai Dasar Pergerakan (NDP) PMII pada tahun 1986.

 

Kepada NU Online, Rabu (27/1) Kiai Dian menyampaikan, memberantas kemiskinan intelektual saat ini, khususnya bagi kader PMII dapat dilaksanakan dengan terus menyemarakkan pentingnya literasi digital. 

 

"Pengetahuan yang luas, bakat kreatif bermedia sosial dan kesadaran yang tinggi akan manfaat menyebarkan kebaikan lewat media sosial tersebut menjadi bekal yang wajib dimiliki oleh setiap kader PMII," paparnya.

 

“Buatlah secara terus menerus narasi dan desain meme yang mengandung kebaikan. Kader PMII jangan sampai tenggelam, hanyut dengan dinamika keadaan media sosial saat ini,” sambung Pengasuh Pesantren Al-Muayyad Windan Sukoharjo itu.

 

Senada dengan Kiai Dian, Rais PCINU Britania Raya, Didiek Sri Wiyono yang juga menjadi narasumber dalam diskusi tersebut mengajak kepada kader-kader PMII yang hadir untuk turut melanjutkan hal-hal besar yang telah dicanangkan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

 

“Jangan sampai energi dan waktu kita habis untuk menanggapi semua hal yang ada di media sosial. Tetap fokus untuk melakukan kebaikan,” tutur Dosen FMIPA UNS Surakarta itu.

 

Di akhir sesi diskusi, Kiai Dian memimpin pembacaan doa untuk Gus Dur yang telah wafat pada 11 tahun lalu, serta juga berdoa agar Indonesia tetap aman dan selamat serta diberikan kekuatan dalam menghadapi musibah yang terjadi akhir-akhir ini.
 

Kontributor: Aldi, Ajie Najmuddin
Editor: Abdul Muiz