Daerah HARI SANTRI 2020

Nobar 'Sang Kiai' di Nunukan Pupuk Semangat Kebangsaan

Sab, 24 Oktober 2020 | 02:00 WIB

Nobar 'Sang Kiai' di Nunukan Pupuk Semangat Kebangsaan

Suasana pemutaran film 'Sang Kiai' di Nunukan, Jumat (23/10) malam. (Foto: Eddy)

Nunukan, NU Online

Setelah Pemerintah menetapkan tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri, berbagai pihak terutama pondok pesantren di seluruh penjuru tanah air merayakannya. Perayaan dengan menggelar beberapa kegiatan mulai dari istighozah hingga event lain yang bernuansa nasionalisme.

 

Seperti yang dilakukan PCNU Kabupaten Nunukan, Kalimantan Utara pada Jumat (23/10) malam. Dalam memperingati Hari Santri kali ini, PCNU Nunukan ingin mengajak seluruh kader dari berbagai Badan Otomom (organisasi sayap NU) dan para santri lebih mempertebal semangat cinta tanah air dengan menggelar istighosah dilanjutkan nonton bareng (nobar) Sang Kiai.

 

Diawali dengan pembacaan Surat Yasin dan Tahlil, ratusan kader Nahdliyin dari Pagar Nusa, GP Ansor, Fatayat NU, IPNU, IPPNU, PMII, LP Ma'arif dan para santri dari Pondok Pesantren Ibadurahman tersebut tampak khusyuk dan antusias.

 

Ketua PCNU Nunukan, Imam Malik menuturkan bahwa pihaknya sengaja menggelar rangkaian kegiatan tersebut karena berbagai alasan. 

 

"Pertama, Hari Santri Nasional kali ini dalam situasi pademi Covid-19. Itulah kami tak menggelar kegiatan akbar sebagaimana tahun lalu," tuturnya.

 

Sebagaimana diketahui, pada 2019 lalu, peringatan Hari Santri yang dipusatkan di Pulau Sebatik digelar secara besar-besaran hingga melibatkan ribuan santri dan Nahdliyin.

 

Lebih lanjut Imam Malik mengungkapkan, istighosah merupakan salah satu bentuk dari kepasrahan hamba kepada Tuhan nya. Melalui istighosah tersebut, ia berharap agar pademi Covid-19 segera berahir.

 

"Tidak kita pungkiri, pandemi Covid ini telah membuat segala sektor terpuruk. Kita berharap agar istighosah yang kami laksanakan dapat mengetuk pintu langit sehingga ujian berupa pademi ini akan segera berlalu," ujarnya.

 

Sementara pemutaran Sang Kiai, ungkap Imam, adalah media bagi para kader NU Nunukan serta para santri untuk meneladani nasionalisme dari Hadratussyaih Hasyim Asy'ari. Imam berharap agar inti patriotisme dari film tersebut dapat direalisasikan semua Nahdliyin di Nunukan.

 

Perjuangan para pahlawan dalam meraih kemerdekaan sebagaimana di film tersebut sangat tidak mudah. Maka sudah menjadi kewajiban bagi semua elemen bangsa untuk mengisi kemerdekaan dengan kreasi positif.

 

Apalagi menurut Imam, Nunukan adalah kabupaten yang wilayahnya berbatasan langsung dengan Malaysia. Sudah tentu, generasi muda terutama para Santri dan anggota Banom NU harus lebih ekstra memiliki rasa nasionalisme.

 

"Intinya, tujuan dari istighosah dan nonton bareng ini adalah memupuk rasa kemanusiaan dan kebangsaan," pungkasnya.

 

Kontributor: Eddy
​​​​​​​Editor: Kendi Setiawan
​​​