Daerah

Napak Tilas Makam Waliyullah di Kota Tangerang

NU Online  ·  Kamis, 2 Maret 2017 | 10:00 WIB

Tangerang, NU Online
Dalam memperingati hari jadi Kota Tangerang yang ke-24 Panglima Sarkub KH Thobary Syadzily bersama elemen NU Kota Tangerang yakni Ansor, Banser, dan LTMNU mengadakan Napak tilas ke Masjid tertua yang berada di bantaran sungai Cisadane yang biasa di sebut Masjid Kali Pasir, Selasa (28/2) lalu.

Menurut informasi yang di dapat Masjid Kali Pasir ini berdiri sekitar tahun 1615. Di halaman depan masjid ini terdapat area pemakaman yang di dalamnya menurut KH Thobary Syadzily dimakamkan para Waliyullah dan juga para penyebar Agama Islam.

Menurutnya, di area pemakaman tersebut terdapat makam Pangeran Pasir Debu Putih,  Syekh Romadhon yang masih ada hubungannya dengan Kerajaan Sumedang. 

Masih menurut KH Thobary Syadzily bahkan menurut penuturan Abuya Dimyati Cidahu Pandeglang di area pemakaman tersebut terdapat makam wali perempuan Ibu Nyai Hj Murtafi'ah yang masih ada hubungannya dengan Raden Arya Wangsakara di Lengkong Kiai Serpong. 

Jika melihat riwayat baik yang tertulis maupun cerita yang berkembang di masyarakat Tangerang Masjid Kali Pasir, pada jaman pendiriannya dulu, bukan hanya sekadar tempat ibadah dan syiar agama. Lebih dari itu, Masjid Kali Pasir juga mewarnai terjadinya akulturasi budaya, juga saksi perjuangan anak bangsa melawan penjajahan bangsa Asing.

Namun, di balik kebesaran nilai sejarah yang dimiliki Masjid Kali Pasir, saat ini, generasi sekarang tak banyak yang mengetahui atau berminat untuk mengetahuinya. Hanya sekelompok orang peminat ziarah selain masyarakat setempat yang menunjukan ketertarikan mereka ke Masjid Kali Pasir. 

“Hanya di tangan mereka, sejarah hingga kini terus mengalir di Masjid Kali Pasir,” ujar Kiai Thobary.

Dia bisa bersykur bisa mengadakan Napak Tilas untuk mengungkap sejarah yang begitu hebat tentang perjuangan para Waliyullah dalam menyebarkan agama Islam di Tangerang. Dia berharap Masjid Kali Pasir bisa menjadi destinasi Wisata Religi  khususnya bagi warga Kota Tangerang dan Banten.

“Perlu adanya perhatian khusus dari Pemerintah dalam hal ini Pemerintah Kota Tangerang dan Pemerintah Provinsi Banten agar peninggalan sejarah ini tetap terjaga dan diketahui oleh generasi penerus kita,” ujar Kiai Thobary. (Red: Fathoni)