Daerah

Nama ‘Ansor’ untuk Keberkahan

NU Online  ·  Rabu, 30 Januari 2013 | 00:13 WIB

Mojokerto, NU Online
Kata Ansor diambil sebagai nama organisasi yang menaungi gerakan pemuda NU. Dalam sejarah berdirinya Ansor pada tahun 1934-an, nama ini dipilih oleh para ulama dan pendiri Gerakan Pemuda (GP) Ansor untuk organisasi pemuda NU. Pengambilan nama ini bukan dilakukan secara sembarangan, tetapi melalui proses pikir yang matang.
<>
“Sahabat-sahabat kenapa 78 tahun lampau organisasi pemuda NU ini diberi nama ‘Ansor’, bukan ‘Pemuda NU’? Karena nama ‘Ansor’ sangat istimewa karena tafa’ulan (meneladani demi mengambil keberkahan),” ujar Kepala Satkorwil Banser Jatim, H Imam Kusnin Ahmad saat memberikan materi Ke Ansor-an dan ke-Banser-an, pada acara DTD Ansor dan Banser di Mojokerto, kemarin siang.

Menurut Kang Kusnin, para kiai dahulu bertafa’ul kepada Al-Quran dan sahabat Rasulullah SAW dalam menentukan nama pemuda NU ini. 

“Beruntunglah kita memiliki nama Ansor. Karena setelah diteliti bahwa Ansor adalah satu-satunya nama organisasi kepemudaan di dunia. Tetapi hanya satu nama organisasi di dunia ini yang tersebut di dalam Al-Quran. Falamma ahassa isa minhumul kufro qola  ‘Man ansori ilallah’? Qalal hawariyyuna ‘Nahnu ansorullah’. (QS Ali Imran: 52),’’ katanya.

Orang yang menyebut kata ‘Ansor’ telah mendapatkan 50 kebaikan, ungkap Kang Kusnin. Menurutnya, hal ini didasarkan pada hadits nabi yang mengatakan bahwa orang yang menyebut 1 huruf dalam Al-Quran mendapat 10 kebaikan. ‘Ansor’ sendiri terdiri dari 5 huruf. Kalau yang hadir minimal 160 sahabat Ansor sekali saja meneriakkan yel-yel Ansor, maka forum ini sudah menerima 1600 kebaikan. 

“Untuk itu anggota Ansor dan Banser harus selalu berdoa agar dapat bertafa’ul supaya ahlak dan misi serta  perjuangan Ansor dan Banser benar-benar sama atau minimal mendekati dengan akhlak sahabat-sahabat Ansor pada zaman Rasulullah SAW,” harap mantan Ketua PC GP Ansor Kabupaten Blitar ini.

Para sahabat Ansor di era Rasulullah, ungkap Kang Kusnin, dikenal dengan manusia-manusia penting bagi zamannya, peduli dengan lingkungan, peduli dengan perjuangan dan sebagainya. 

Belakangan ini, tandas kang Kusnin, ada nama yang dimirip-miripkan dengan nama GP Ansor. Namun, sifat dan model pergerakannya jauh dari Ansor. Kalau Ansor dikenal gigih dalam membantu sesama tanpa memandang suku, ras dan agama. Gerakan organisasi yang dimirip-miripkan dengan nama Ansor ini justru membuat teror dimana-mana sehingga membuat gelisah orang banyak. 

“Tidak saya sebutkan. Tapi ada…,” kata wartwan senior ini.

Untuk itu, ia berharap anggota Ansor dan Banser sebagai kader NU harus menjjadi garda terdepan untuk mempertahakan akidah Islam Ahlussunah wal Jamaah dan sekaligus membentengi diri dari ganguan dan rong-rongan pihak lain. 

“Ini penting dicanangkan. Ansor dan Banser jangan cengeng hanya gegeran soal koe politik saja. Namun akidah Ahlussunah wal Jamaah digerogoti orang tidak tahu,” tegasnya.

Selain itu, Ansor dan Banser juga terus berjuang semaksimal mungkin bersama komponen lainnya, untuk mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia, dari berbagai ancaman dari luar. 

“Ideologi Pancasila harus dipertaahankan. Karena ideologi inilah yang menjadi perekat bangsa Indonesia yang memiliki multi etnis, budaya, bahasa dan agama,” tegas kang Kusnin.

Pada kesempatan itu dia juga minta agar anggota Ansor dan Banser, harus selalu mengirim doa kepada para sesepuh dan pendiri organisasi pemuda Islam terbesar didunia ini. Yakni kepada  KH Wahab Chasbullah, KH Tohir Bakri, KH Hasyim Asy’ari, KH Wahid Hasyim, semua pendiri NU dan semua pendiri Ansor agar amal ibadah dan jariyah mereka dapat dilanjutkan dalam perjuangan generasi muda NU ke depan. 


Redaktur: Mukafi Niam