Daerah

Nabi Adam Pun Mulia Karena Ilmu

NU Online  ·  Ahad, 21 Mei 2017 | 17:06 WIB

Jepara, NU Online
Habib Muthohar mengatakan, orang yang berilmu sebisa mungkin harus memberikan penerangan kepada orang lain. Hal itu sesuai dengan ungkapan al ilmu nuurun arau ilmu adalah cahaya. Sehingga ilmu yang bermanfaat seperti cahaya, sebaliknya jika tak bermanfaat bagai api. 

Ia memaparkan hal itu dalam Haflah Akhiris Sanah dan Harlah Az Zahra XII di halaman pesantren Az Zahra desa Sekuro, Kecamatan Mlonggo Jepara, Sabtu (20/5). 

Menurut dia, orang berilmu adalah makhluk yang mulia. Sehingga setelah Nabi Adam turun ke bumi dan dikaruniai ilmu, ia menjadi manusia yang mulia. 

“Malaikat disuruh sujud kepada Adam, tetapi setan membangkang perintah Allah,” urainya kepada wisudawan SMP dan SMK Az Zahra serta kepada wali santri. 

Alhasil, agar ilmu itu bisa menjadi penerang kepada yang lain tentu perlu diamalkan. Usai lulus dari SMP dan SMK agar meneruskan ke jenjang yang lebih tinggi. Sehingga akan memberikan kemanfaatan kepada orang lain. 

Hal yang dikemukakannya itu sejalan dengan utlubul ilma minal mahdi ilal lahdi, menuntut ilmu dari buaian hingga liang lahat. “Ilmu yang manfaat ialah ilmu yang membawa kesejahteraan untuk pemiliknya dunia dan akhirat,” jelasnya sembari diamini hadirin. 

Dalam menuntut ilmu tidak usah prihatin karena rezeki akan ditanggung oleh Allah SWT. Semakin berilmu, orang harus makin tawadhu kepada siapa saja termasuk kepada guru. 

Kesempatan itu, Habib Muthohar juga memplesetken singkatan SMK menjadi Sudah Masanya Kawin. “Sudah siap belum karena sudah masanya?” tanya Habib kepada wisudawan. “Jika sudah siap ia meminta untuk qabiltu karena itu bagian dari sunnah rasul.” 

Kegiatan yang bersamaan dengan wisuda purna SMP ke-10 dan SMK ke-7 itu juga dimeriahkan dengan paduan suara, gerak lagu, tari serta silat dari santri SMP dan SMK. (Syaiful Mustaqim/Abdullah Alawi)