Bojonegoro, NU Online
Metode atau cara membaca kitab kuning harus menyesuaikan zaman. Artinya, perkembangan zaman yang menyajikan e-book, e-journal, e-paper bahkan e-kitab harus bisa ditangkap oleh santri dan juga mahasiswa yang kuliah di perguruan tinggi agama Islam, khususnya Perguruan Tinggi Nahdlatul Ulama (PTNU).
Hal itu disinggung Dosen STAINU Temanggung, Ahmad Taufiq saat didapuk menjadi pembicara pada kuliah umum bertema Pembelajaran Bahasa Arab untuk Meningkatkan Kemahiran Membaca, di STAI At Tanwir Bojonegoro, Sabtu (30/9).
Taufiq menjelaskan banyak cara atau metode membaca kitab kuning, salah satunya adalah berbasis IT meski membaca kitab kuning cetak tetap wajib. Membaca kitab kuning secara cepat dan tepat harus sesuai dengan kaidah kemahiran membaca yang ada.
"Dalam bahasa Arab kemahiran berbahasa dibagi menjadi empat. Yang pertama adalah maharah Al istima' (kemahiran mendengarkan), maharah Al Kalam (kemahiran berbicara), maharah Al Qiraah ( kemahiran membaca), maharah Al kitab ( kemahiran menulis)," ujar Taufiq dalam kegiatan yang dihadiri lintas angkatan itu.
Pentingnya kemampuan dalam membaca bahasa Arab, seperti perintah Allah yang pertama kali turun adalah surat Al Alaq yang berbunyi "Iqra (bacalah)". Dengan membaca kita bisa tahu isi, konten, maksud, tujuan dan inti yang disampaikan penulis pesan tersebut.
Tujuan yang lain, lanjut dia, adalah memberikan motivasi dan dorongan kepada para mahasiswa untuk mempelajari bahasa Arab sebagai bahasa Al Qur'an dan bagian dari bahasa yang digunakan Al Qur'an untuk menyampaikan pesan kepada umat Islam.
Taufiq berharap mahasiswa juga melek IT agar kegiatan membaca kitab kuning tidak monoton dan bisa menyesuaikan zaman sesuai dengan keterampilan bahasa Arab.
Kegiatan juga diisi dengan diskusi. Antusias mahasiswa STAI At Tanwir Bojonegoro memunculkan pertanyaan. Pesan yang disampaikan adalah pelajarilah Bahasa Arab karena bahasa Al Qur'an bahasa umat Islam.
Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Arab STAI At Tanwir Bojonegoro, Ahmad Musthofa, menuturkan adanya kuliah umum ini mahasiswa bisa membuka cakarawala akan isu-isu terbaru pembelajaran bahasa Arab yang sedang berkembang.
"Selain itu mahasiswa juga bisa sharing bersama pemateri tentang permasalahan-perubahan yang mereka hadapi di ranah PBA," tandas dia. (Husna/Kendi Setiawan).