Gus Baha Biasa Baca Doa Arafah Meski Tidak Sedang Laksanakan Haji
NU Online · Rabu, 4 Juni 2025 | 19:00 WIB
Husnul Khotimah
Kontributor
Jakarta, NU Online
Rais Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ahmad Bahauddin Nursalim mengaku, meski tidak sedang sedang melaksanakan ibadah haji, sering membaca doa Arafah sebagaimana orang-orang yang berhaji yang tengah wukuf.
"Saya sampai sekarang sering membaca doa Arafah, mulai dari sebelum haji, sesudah haji dan sampai sekarang. Belum pernah saya tidak membaca doa Arafah," ungkapnya melalui kanal Youtube Santri Gayeng, dikutip NU Online pada Rabu (4/6/2025).
Gus Baha, sapaan akrabnya, juga menjelaskan bahwa ia membaca doa Arafah sebanyak dua kali. Hal tersebut disebabkan posisi geografis Arab Saudi dan Indonesia berbeda.
"Saya berdoa Arafah itu dua kali. Sebab saya khawatir malaikat itu pakai mathla' (letak geografis) Arab Saudi atau Indonesia," ucap Gus Baha. "Berarti kira-kira di sana mulainya setengah satu, setelah dhuhur. Berarti jika di sini sekitar jam setengah lima (sore). Saya baca doa Arafah itu setengah lima. Sebab saya pikir malaikat sudah pada di Arab. Tapi Indonesia juga dapat, walaupun sedikit," imbuhnya.
Setelah berdoa, Gus Baha mengatakan bahwa keesokannya ia melaksanakan puasa satu hari, yakni puasa hari Arafah, dan setelah dhuhur berdoa kembali.
"Saya kalau puasa hanya satu hari. Itu saya berdoa setelah dhuhur: 'Gusti, gimana pun juga saya itu orang Indonesia, sekarang (doa) Arafahnya.' Saya doa Arafah setelah dhuhur. Jadi saya Islam Nusantara dan Islam Internasional," ungkap Gus Baha.
Pengasuh Pondok Pesantren Tahfidzul Quran Lembaga Pembinaan, Pendidikan, dan Pengembangan Ilmu Al-Qur'an (LP3IA) tersebut menekankan bahwa segala sesuatu tidak bisa beracuan pada Arab Saudi sehingga sebagai orang Indonesia maka waktunya juga mengikuti Indonesia.
"Karena gimana juga saya ini ditakdir jadi orang Indonesia, maka saya ikut waktu Indonesia. Jadi, gak bisa karena Arab Saudi itu pusat, terus kamu ikut sana. Kalau begitu, kamu Shalat Subuh jam sepuluh," jelasnya.
Gus Baha menjelaskan bahwa mathla' Indonesia dengan Arab Saudi berbeda. Jika mathla'-nya berbeda itu tidak bisa disamakan.
"Saya menerima perbedaan. Tapi jangan berdasar karena ikut Arab Saudi, tapi berdasar hisab kita memang beda. Karena jika terpaut satu atau dua hari masih sah menurut Imam Nawawi," terangnya. "Jadi terpaut dua hari itu masih mungkin. Tapi kamu jangan alasan sebab ikut Arab Saudi, sebab mathla' dan tanggalnya itu berbeda. Sebab bulan itu dari arah Barat. Jadi lebih baik mandiri ikut hisabnya sendiri," pungkasnya.
Perihal amalan Gus Baha yang berdoa di hari Arafah, Ustadz Hengki Ferdiansyah menjelaskan bahwa di hari Arafah memang disunnahkan memperbanyak doa dan zikir.
"Ketika wukuf di Arafah disunahkan memperbanyak doa dan zikir. Rasulullah saw., mengatakan, “Doa paling utama ialah doa hari Arafah," (HR Malik), tulisnya dalama artikelnya yang berjudul Amalan Paling Disunahkan saat Wukuf di Arafah.
Sedangkan terkait puasa di hari Arafah, Ustadz Alhafiz Kurniawan mengatakan bahwa Puasa Arafah 9 Dzulhijjah memiliki keutamaan begitu besar sehingga hukumnya adalah sunnah muakkad..
"Oleh karenanya para ulama memasukkan puasa Arafah ini ke dalam puasa sunnah yang sangat dianjurkan (muakkad)," kata Alhafiz dalam artikelnya yang berjudul Ini Keutamaan Puasa Hari Arafah 9 Dzulhijjah.
Alhafiz kemudian mengutip hadits Rasulullah saw., dalam riwayat Muslim, yang berbunyi:
صوم يوم عرفة يكفر سنتين ماضية ومستقبلة وصوم يوم عاشوراء يكفر سنة ماضية
Artinya, “Puasa hari Arafah dapat menghapus dosa dua tahun yang telah lalu dan akan datang, dan puasa Asyura (tanggal 10 Muharram) menghapus dosa setahun yang lalu,” (HR Muslim). Mayoritas ulama bersepakat bahwa dosa yang dapat dihapus oleh amalan puasa hari Arafah 9 Dzulhijjah ini adalah dosa kecil."
Terpopuler
1
Niat Puasa Arafah untuk Kamis, 5 Juni 2025, Raih Keutamaan Dihapus Dosa
2
Panduan Shalat Idul Adha: dari Niat, Bacaan di Antara Takbir, hingga Salam
3
Menggabungkan Qadha Ramadhan dengan Puasa Tarwiyah dan Arafah, Bolehkah?
4
Takbiran Idul Adha 1446 H Disunnahkan pada 5-9 Juni 2025, Berikut Lafal Lengkapnya
5
Khutbah Idul Adha 2025: Teladan Keluarga Nabi Ibrahim, Membangun Generasi Tangguh di Era Modern
6
Khutbah Idul Adha: Mencari Keteladanan Nabi Ibrahim dan Ismail dalam Diri Manusia
Terkini
Lihat Semua